Kamis 30 Sep 2021 09:13 WIB

Kemenag: Komunisme dan Pancasila tidak Dapat Dipersatukan

Tragedi 1965 memberi pelajaran pada semua bahwa Komunisme dan Pancasila tidak dapat d

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Petugas menyapu lantai di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (28/9). Pembersihan monumen dan latihan upacara tersebut diselenggarakan dalam rangka persiapan jelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang akan diselenggarakan pada Jumat (1/10). Republika/Putra M. Akbar
Foto:

"Perdebatan dan klaim kebenaran seputar peristiwa kelam tragedi 1965 tak pernah habisnya. Saya kira ada pesan yang lebih penting dan relevan untuk dimaknai bagi perjalanan bangsa dan negara kita ke depan, yaitu pidato bersejarah Jenderal TNI Dr. AH Nasution di Mabes AD pada 5 Oktober 1965 sewaktu melepas jenazah tujuh pahlawan revolusi yang ditemukan di Lubang Buaya," jelasnya.

 

Fuad menyampaikan, waktu itu Jenderal Nasution menyatakan, "Menghadaplah sebagai pahlawan, sebagai pahlawan menghadaplah kepada asal mula kita yang menciptakan kita, Allah SWT, karena akhirnya panglima kita yang paling Tertinggi, Dialah yang menentukan segala sesuatu juga atas diri kita semua. Dan dengan keimanan ini juga kami semua yakin bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak benar akan tetap hancur. Fitnah lebih jahat daripada pembunuhan. Tapi jangan kita dendam hati, iman kepada Allah SWT, iman kepada-Nya, mengukuhkan kita. Karena Dia perintahkan kita semua berkewajiban untuk menegakkan keadilan dan kebenaran."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement