Kamis 07 Oct 2021 15:30 WIB

Penjelasan Soal Kabar Gembira dari Rasul

Para Nabi dan Rasul diutus Allah SWT untuk memberikan kabar gembira.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: alarabiya.net
Alquran

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Para Nabi dan Rasul diutus Allah SWT untuk memberikan kabar gembira kepada umat manusia, sekaligus memberi peringatan. Dalam Surah Al-An'am Ayat 48 dan tafsirnya, dijelaskan bahwa kabar gembira dari Rasul itu adalah ajaran-ajaran dari Allah agar manusia mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ فَمَنْ اٰمَنَ وَاَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

Baca Juga

Para Rasul yang Kami utus itu adalah untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (QS Al-An'am: 48).

Tafsir Kementerian Agama menerangkan, ayat ini mengandung makna, kalau pada akhirnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksa dari Allah, seperti dijelaskan pada ayat sebelumnya, hal ini bukan karena Allah berbuat sewenang-wenang, karena telah sampai kepada mereka para Rasul yang Kami utus.

Para Rasul itu tugas utamanya memberi kabar gembira bagi yang taat dan memberi peringatan bagi yang durhaka. Kalau pada akhirnya mereka memilih bersikap durhaka, maka konsekuensinya mereka mendapat siksa.

Maka, barang siapa beriman dengan keimanan yang benar dan mengadakan perbaikan dengan bertobat secara sungguh-sungguh, maka tidak ada rasa takut pada mereka, yaitu tidak ada kekeruhan jiwa menyangkut sesuatu yang belum terjadi baik di dunia maupun di akhirat, dan mereka tidak bersedih hati atas sesuatu yang telah terjadi.

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement