IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono Abdul Ghafur, menyampaikan, mahasiswa santri (Mahasantri) harus memiliki komitmen kebangsaan yang kuat.
Waryono, mengatakan, pihaknya berupaya membentuk kader-kader muda yang menjalankan nilai-nilai moderasi beragama dan melakukan aksi nyata di masyarakat. Sehubungan dengan itu, ada tiga pesan untuk para mahasiswa agar mereka dapat menjadi generasi penerus yang memiliki komitmen kebangsaan yang kuat.
Ia menyampaikan, pertama, dengan menghidupkan tradisi pesantren selama menjalani masa kuliah. Seperti jiarah dan tradisi silaturrahim kepada ulama untuk menimba pengalaman dan pengetahuan agar tidak kaget ketika menemukan persoalan-persoalan baru di kampus.
"Kedua, mahasiswa tidak boleh kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis. Sebab, sikap kritis adalah salah satu ciri khas insan akademik. Sikap ini melahirkan cara pandang yang terbuka (open minded), tidak mudah terbawa arus ekstremisme dan intoleransi," kata Waryono melalui pesan tertulis kepada Republika, Jumat (8/10).
Waryono mengatakan, kemampuan berpikir kritis ini dibentuk dengan cara tekun belajar dan komitmen mengembangkan ilmu pengetahuan. Itu adalah cara aktual untuk bersyukur atas nikmat yang sudah Tuhan berikan. Bersyukur memperoleh kesempatan belajar di perguruan tinggi dengan terus-menerus belajar.