IHRAM.CO.ID, KH Hasan Gipo merupakan seorang saudagar kaya raya yang lahir pada 1869 di Surabaya, Jawa Timur. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agama dan bangsa, terutama melalui Nahdlatul Ulama (NU). Ia menjadi ketua umum tanfidziyah pertama NU, mendampingi Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari selaku rais akbar.
Jauh sebelum terbentuknya NU, Kiai Hasan sudah mendukung dakwah dan syiar Islam, khususnya yang dilakukan kalangan pesantren. Sewaktu para tokoh Islam tradisionalis hendak mengirimkan utusan ke Hijaz (Arab Saudi) demi menemui Ibnu Saud, ia turut memberikan sokongan finansial.
Komite Hijaz itu diketuai KH Abdul Wahab Hasbullah. Tujuannya mengimbau Raja Saud agar tidak mengekang aktivitas Islam Ahlussunnah waljamaah di Jazirah Arab. Dalam pengiriman delegasi ke Makkah itu, KH Hasan Gipo memelopori penghimpunan dana.
Bahkan, ia sendiri menyumbang dalam jumlah yang sangat besar. Pembentukan Komite Hijaz itu pun akhirnya melatari berdirinya NU sebagai salah satu penyeimbang gerakan-gerakan Islam modernis di Tanah Air.
Kini, riwayat Kiai Hasan seolaholah terlupakan bahkan di lingkungan Nahdliyin. Makam sang saudagar yang alim agama itu hampir saja hilang, tidak ditemukan jejaknya. Namun, sejak 2015 lalu sejumlah tim akhirnya berhasil menemukan kuburannya di Kompleks Permakaman Kanjeng Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Lokasinya persis di sebelah timur Masjid Ampel.