Guterres menunjuk janji-janji Taliban sejak pengambilalihan kekuasaan untuk melindungi hak-hak perempuan, anak-anak, komunitas minoritas dan mantan pegawai pemerintah terutama kemungkinan perempuan bekerja dan anak perempuan bisa mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak laki-laki.
“Saya sangat khawatir melihat janji yang dibuat untuk perempuan dan anak perempuan Afghanistan oleh Taliban dilanggar,” kata dia.
Guterres juga menekankan bahwa kemampuan mereka untuk belajar, bekerja, memiliki aset, dan untuk hidup dengan hak dan martabat akan menentukan kemajuan.
Taliban menguasai sebagian besar Afghanistan ketika pasukan AS dan NATO berada di tahap akhir penarikan mereka yang kacau dari negara itu setelah 20 tahun. Mereka memasuki ibu kota, Kabul, pada 15 Agustus tanpa perlawanan dari tentara Afghanistan atau presiden negara itu, Ashraf Ghani, yang melarikan diri.