IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Usai tiga tahun Nabi Muhammad melakukan dakwah dengan sembunyi-sembunyi, atas perintah Allah, Nabi pun mulai berdakwah secara terang-terangan. Salah satu cara berdakwah terang-terangan adalah dengan berdakwah kepada kerabat dekat.
Dalam buku Shirah Nabawiyah karya Syekh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri menceritakan, bahwa hal pertama yang dilakukan setelah turunnya ayat Alquran Asy-Syu'ara Ayat 214 adalah mengundang Bani Hasyim.
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat,
Mereka yang hadir dalam undangan Rasulullah diantaranya Bani Al-Muththalib bin Abdi Manaf, yang jumlahnya ada 45 orang. Namun sebelum Rasulullah berbicara, Abu Lahab sudah mendahului angkat bicara.
"Mereka yang hadir di sini adalah paman-pamanmu sendiri dan anak- anaknya. Maka bicaralah jika ingin berbicara dan tidak perlu bersikap kekanak- kanakan. Ketahuilah bahwa tidak ada orang Arab yang berani mengernyitkan dahi terhadap kaummu. Dengan begitu aku berhak menghukummu. Biarkanlah urusan bani bapakmu. Jika engkau tetap bertahan pada urusanmu ini, maka itu lebih mudah bagi mereka daripada seluruh kabilah Quraisy menerkammu dan semua bangsa Arab ikut campur tangan. Engkau tidak pernah melihat seorang pun dari bani bapaknya yang pernah berbuat macam-macam seperti cngkau perbuat saat ini,"ujar Abu Lahab.
Rasulullah hanya diam dan sama sekali tidak berbicara dalam pertemuan itu. Kemudian beliau mengundang mereka untuk yang kedua kalinya, dan dalam pertemuan itu beliau bersabda,
"Segala puji bagi Allah dan aku memuji-Nya, memohon pertolongan, percaya dan tawakal kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah semata vang tiada sekutu bagi-Nva."
Kemudian beliau melanjutkan lagi. "Sesungguhnya scorang pemandu itu tidak akan mendustakan keluarganya. Demi Allah yang tidak ada selain Dia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian secara khusus dan kepada manusia secara umum. Demi Allah, kalian benar-benar akan mati layaknya sedang tidur nyenyak dan akan dibangkitkan lagi layaknya bangun tidur. Kalian benar-benar akan dihisab terhadap apa pun yang kalian perbuat, lalu di sana ada surga yang abadi dan neraka yang abadi pula."
Kemudian Abu Thalib berkata, "Kami tidak suka menolongmu, menjadi penasihatmu dan membenarkan perkataanmu. Orang-orang yang menjadi Bani bapakmu ini sudah bersepakat. Aku hanyalah segelintir orang di antara mereka. Namun akulah orang yang pertama kali mendukung apa yang engkau sukai. Maka lanjutkanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Demi Allah, aku senantiasa akan menjaga dan melindungimu, namun aku tidak mempunyai pilihan lain untuk meninggalkan agama Bani Abdul Muththalib."
Abu Lahab berkata, "Demi Allah, ini adalah kabar buruk. Ambillah tindakan terhadap dirinya sebelum orang lain yang melakukannya." Abu Thalib menimpali, "Demi Allah kami tetap akan melindungi selagi kami masih hidup."