IHRAM.CO.ID, YERUSALEM -- Wakil menteri luar negeri Israel Idan Roll mengatakan pada Ahad (24/10) bahwa pemerintahan Joe Biden dapat membatalkan rencananya untuk membuka kembali misi diplomatik Amerika Serikat (AS) untuk Palestina di Yerusalem setelah Israel menyuarakan penentangan terhadap langkah tersebut.
Konsulat Yerusalem dimasukkan ke dalam Kedutaan Besar AS, yang dipindahkan ke kota yang diperebutkan itu dari Tel Aviv pada 2018 oleh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem itu dikecam oleh Palestina.
"Saya meyakini bahwa saya memiliki alasan yang bagus untuk berpikir bahwa ini tidak akan terjadi," kata Roll kepada TV Israel Ynet, dilansir di Arab News, Senin (25/10).
"Amerika memahami kompleksitas politik. Kami memiliki hubungan yang sangat baik. Kami tidak percaya mengejutkan mereka. Saya tidak berpikir mereka akan mencoba mengejutkan kita," lanjutnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bulan ini menegaskan kembali rencana Washington untuk membuka kembali konsulat di Yerusalem sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki hubungan dengan Palestina. Namun, dia tidak membeberkan tenggat waktunya.
Namun demikian, juru bicara Kedutaan Besar AS belum memberikan komentar terkait pernyataan wakil menlu Israel tersebut. Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tidak terbagi.
Israel juga mengatakan tidak akan setuju untuk membuka kembali konsulat. Sementara itu, masyarakat Palestina menginginkan timur kota itu untuk masa depan mereka sendiri, sebuah negara yang diharapkan mereka.
Menurut para pejabat Israel, pembukaan kembali konsulat dapat melemahkan Perdana Menteri nasionalis Naftali Bennett dan melemahkan pemerintahan lintas-partisannya yang rapuh.