IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT dalam Surah Al-An'am Ayat 112 menerangkan bahwa musuh para Nabi adalah setan dari golongan manusia dan jin. Ayat ini diturunkan untuk menenangkan hati Nabi Muhammad SAW, Allah menjelaskan bahwa adanya penentangan dari berbagai pihak adalah sesuatu yang biasa dihadapi oleh para Nabi dan pembawa kebenaran sejak dulu.
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ
Dan demikianlah untuk setiap Nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan. (QS Al-An'am: 112)
Menurut Mujahid, Qatadah dan Hasan al-Bashri, di antara jin dan manusia itu ada yang menjadi setan. Pendapat ini diperkuat oleh Abu Dzar yang ditanya oleh Nabi Muhammad SAW, "Wahai Abu Dzar apakah kamu telah memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan-kejahatan setan yang berasal dari jin dan manusia?"
Lalu Abu Dzar bertanya, "Ya Rasulullah adakah setan-setan dari manusia?" Nabi Muhammad menjawab, "Ya benar-benar ada."
Maksudnya adalah manusia yang berperilaku seperti setan, selalu mengajak kepada kejahatan dan permusuhan.