JK mengatakan, sekarang tidak semua hal dilakukan di masjid, karena sudah ada pengadilan, sekolah dan lain sebagainya. Justru sekarang seharusnya mencari cara bagaimana agar masjid memakmurkan masyarakat di sekitarnya.
Ia mengungkapkan, umat Islam di Indonesia bisa melaksanakan berbagai hal dengan baik. Namun satu hal yang belum bisa dilaksanakan dengan baik, yakni dalam hal ekonomi. Karena itu, DMI harus mendorong bidang ekonomi ini.
Menurutnya, yang kurang adalah kemampuan mengorganisasikan potensi yang ada di negeri ini khususnya dalam bidang ekonomi. Maka DMI dan ormas Islam lainnya harus bisa mengorganisasikan potensi tersebut.
Gedung DMI dibangun di atas lahan seluas 1.083 meter persegi. Gedung DMI memiliki sembilan lantai. Ketua Panitia Pembangunan Gedung DMI, Rudiantara, mengatakan, gedung DMI sudah siap dan layak huni. Luas gedung ini 4.525 meter persegi, karena 1.600 meter perseginya digunakan untuk parkir kendaran di lantai bawah.
"Layak huni kalau kita kenal istilahnya semacam house warming, kita hangatkan sebelum kita meresmikan gedung ini, sama seperti pindah rumah kita biasanya ada semacam tasyakuran sebelum semuanya pindah," ujarnya.
Ia juga mengatakan, gedung DMI belum selesai seratus persen, artinya pasti akan ada perubahan-perubahan. Misalnya perubahan jumlah ruang rapat, dan melakukan revisi jalur pemadam kebakaran berdasarkan rekomendasi Dinas Pemadam Kebakaran. Meski demikian gedung ini tetap sudah bisa ditempati.
Terkait dengan kehadiran gedung DMI, JK ingin semakin meningkatkan kualitas kemampuan masyarakat atau pengelola masjid. "Kita akan membuat tempat pelatihan keuangan, manajemen masjid, pelatihan membuat program di masjid dan lain sebagainya, sehingga bisa meningkatkan pengelolaan masjid," ujarnya.