IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Yayasan Hak Asasi Manusia Arab Saudi (HRF) mendesak Justin Bieber membatalkan konsernya di Grand Prix Arab Saudi. Konser tersebut dijadwalkan akan dilakukan pada 5 Desember mendatang.
Dilansir dari Middle East Eye, Jumat (12/11), larangan konser tersebut sebagai bentuk solidaritas atas penderitaan rakyat Saudi yang sedang berlangsung sehingga mega bintang asal Kanada itu diminta untuk membatalkan pertunjukannya.
Dalam sebuah surat kepada penyanyi itu, HRF menyoroti tindakan keras Arab Saudi terhadap para pembangkang, aktivis hak-hak perempuan, dan anggota komunitas LGBTQ, menunjukkan bahwa sikap Bieber tentang keadilan sosial tidak sejalan dengan tindakan kerajaan.
Album terbaru Bieber, 'Justice' yang dirilis awal tahun ini, sebagian dimaksudkan sebagai simbol dukungan untuk Black Lives Matter dan gerakan keadilan sosial lainnya, menurut penyanyi itu. Dengan lebih dari 200 juta pengikut di Instagram saja, Bieber memiliki pengaruh besar.
"Ini akan menjadi bencana bagi Justin Bieber, seorang seniman dengan pengikut global yang luas, dan yang diidolakan oleh jutaan orang, untuk digunakan sebagai pion oleh rezim pembunuh MBS," kata presiden HRF Celine Assaf-Boustani, merujuk pada Putra Mahkota Saudi Mohammed. Bin Salman.
Membatalkan penampilannya akan menjadi simbol solidaritas dengan penderitaan rakyat Saudi yang sedang berlangsung, bunyi surat itu. HRF juga mengingatkan Bieber tentang insiden serupa sebelumnya ketika, pada 2019, rapper Nicki Minaj dijadwalkan tampil di Arab Saudi. Pada saat itu, Minaj membatalkan penampilannya menyusul surat serupa dari HRF.
Selain Justin Bieber, Grand Prix Arab Saudi memiliki barisan bintang untuk konser setelah balapan termasuk Jason Derulo, ASAP Rocky, dan David Guetta.