IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah memastikan belum ada perkembangan yang berarti terkait dengan umroh untuk Indonesia. Namun, semua persiapan terkait dengan penyelenggaraan umroh masih terus dibahas antara Indonesia dan Arab Saudi.
"Untuk informasi terkait umroh Indonesia belum ada, masih terus dibahas kedua pihak," kata Konjen RI Jedah Eko Hartono saat dihubungi Republika, Senin (15/11).
Eko Hartono menyampaikan, Pemerintah Arab Saudi telah mencabut larangan terbang kepada negara-negara pengirim jamaah umroh. Dapat dipastikan saat ini penyelenggaraan umroh di masa pandemi berjalan lancar tanpa hambatan.
"Tapi umroh pada umumnya, saat ini untuk jamaah dari negara-negara yang tidak dilarang terbang langsung sudah cukup banyak," katanya.
Dampak dari pencabutan larang masuk Saudi sudah banyak jamaah dari masih negara melakukan umroh. Sehingga sudah banyak jamaah dari luar negeri sudah melakukan umroh dengan lancar.
"Sekitar 50 ribu orang," katanya.
Jumlah jamaah itu akan semakin bertambah banyak jika sudah memasuki akhir pekan. Artinya umroh di masa pandemi sudah berjalan lancar dilaksanakan oleh setiap jamaah dari luar negara Arab Saudi yang tidak dilarang terbang.
"Di hari weekend Jumat, Sabtu, umroh sudah hampir penuh," katanya.
Begitu longgarnya protokol kesehatan, di Arab Saudi kata, Eko Hartono,warga Saudi dan mukimin juga boleh umroh setiap hari. Sebelumnya kegiatab ibadah umroh dibatasi tidak boleh berkali-kali demi tidak terpapar Covid-19.
Eko Hartono mengatakan, saat ini yang sedang dilakukan Arab Saudi dan perwakilan Pemerintah Indonesia di Arab adalah melakukan integrasi app tawakalna dan pedulilindungi.
"Intinya bagaimana supaya status vaksin jamaah Indonesia bisa dibaca di Saudi via tawakalna," katanya.
Eko menegaskan, selain itu bagi jamaaah yang dapat vaksin sinovac masih belum dianggap vaksin. Artinya jamaah harus dapat booster satu di antara empat yang dipakai Saudi.