Pengawasan Israel terhadap warga Palestina lebih lanjut dilakukan dengan mengambil foto dari orang-orang yang melewati pos pemeriksaan. Bahkan, mereka dikatakan akan mendapatkan insentif lebih besar atau hadiah jika dapat mengumpulkan banyak foto.
Terkadang, tujuan pengabilan foto warga Palestina tersebut tidak lain ditujukan untuk intimidasi. Muhammad Ragheb Salah, seorang mantan tahanan yang menghabiskan 10 tahun di penjara dan tinggal di desa Burqa, dekat Nablus, memiliki foto dirinya, kartu identitas dan mobilnya, diambil tiga kali dalam 30 menit di pos pemeriksaan yang berbeda.
“Saat ketiga kalinya ini terjadi, saya bertanya langsung mengapa tentara itu melakukan ini,” kata Salah.
Tentara itu kemudian mengatakan bahwa hanya menjlankan perintah militer dan mengirim foto yang diambil ke komandan melalui aplikasi percakapan WhatsApp.
Kemudian ada Adnan Balawna, dari Nablus, mengatakan tentara Israel sering memilih mobil tertentu untuk difoto. Selain itu, pasukan keamanan juga cenderung memotret semua mobil yang melewati pos pemeriksaan.
“Saya khawatir ketika tentara memilih saya dari kerumunan banyak orang, itu memberi saya banyak kecemasan, terutama jika beberapa serangan akan dilakukan terhadap tentara di pos pemeriksaan itu atau bahkan yang lain pada hari yang sama,” jelas Balawna.
Menurut Balawna tentara akan mengusut setiap orang yang difoto jika di hari itu terdapat insiden seperti serangan di pos pemeriksaan. Orang itu kemudian berpotensi untuk diinterogasi, meskipun mereka tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi.