IHRAM.CO.ID, ABU DHABI – Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel telah resmi meluncurkan pembicaraan kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif.
Hal itu diharapkan dapat memperdalam hubungan ekonomi dan investasi antara kedua negara di bawah payung perjanjian perdamaian Abraham Accords.
“Kami terus berupaya mengimplementasikan 50 proyek yang diluncurkan pemerintah Uni Emirat Arab, termasuk program kemitraan ekonomi komprehensif dengan delapan pasar global, sebagai bagian dari strategi ambisius yang diadopsi UEA untuk membangun ekonomi masa depan dengan komponen yang lebih kompetitif, sejalan dengan tujuan UEA Centennial 2071," kata Menteri Ekonomi UEA Abdullah bin Touq Al Marri, dikutip Al Arabiya pada Selasa (16/11).
Dia mengungkapkan, setahun telah berlalu sejak UEA dan Israel menyepakati perjanjian damai. “Memang, kesepakatan tersebut menghasilkan peluang ekonomi yang luas serta memberikan banyak manfaat di tingkat regional, yang akan mendorong proses pembangunan ekonomi dan sosial di kedua negara ke depan dan di tingkat regional,” ujar Al Marri.
The Comprehensive Economic Partnership Agreement antara UEA dan Israel bertujuan membangun perkembangan yang dicapai dalam hubungan ekonomi kedua negara.
Sejak kedua negara menandatangani perjanjian damai pada September 2020, nilai perdagangan UEA-Israel mencapai lebih dari 3,5 miliar dirham. Sementara perdagangan luar negeri nonmigas kedua mencapai 2,9 miliar dirham selama sembilan bulan pertama tahun ini.
Abraham Accords adalah kesepakatan normalisasi diplomatik Israel dengan beberapa negara Muslim, yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko. Kesepakatan itu tercapai September tahun lalu berkat mediasi yang dimainkan pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Palestina mengecam kesepakatan damai tersebut. Menurut Palestina, apa yang dilakukan negara-negara Muslim terkait merupakan “tikaman” bagi perjuangannya memperoleh kemerdekaan.