Ustadz Syahrullah mengatakan ada tiga komponen dalam doa yang dipanjatkan Rasulullah itu. Pertama, agar ketika memasuki sebuah tempat, situasi, atau kondisi maka memasukinya dengan cara yang benar. Ini ditunjukan dengan kaliamt Adhilni Mudhola Siddqin.

Kedua, agar ketika keluar dari suatu tempat, situasi atau kondis maka dengan cara yang benar juga.  Ini ditunjukan dengan kaliamt Akhrijni Mukhroja Siddqin.

Ketiga, permohonan agar Allah memberikan kekuasaan yang dapat menolong. Ini ditunjukan dengan kalimat waj'al lin min ladunka sultonan nasiron.

Ustaz Syahrullah yang juga dosen Ilmu Tafsir Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menjelaskan bahwa para mufasir berbeda pendapat mengenai maksud dari pada Adhilni Mudhola Siddqin, Wa Akhrijni Mukhroja Siddqin.  

Pendapat pertama mengatakan bahwa doa itu adalah doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah ketika peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah. Diketahui ada beberapa kali perjalanan hijrah pada masa Nabi, yaitu peristiwa hijrahnya umat Muslim ke Habasyah, hijrahnya Rasulullah ke Thaif, dan hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah. Pendapat pertama menyebut ayat ini adalah doa Rasulullah kepada Allah agar agar dapar memasuki kkta Madinah dengan cara yang baik dan keluar dari Makkah juga dengan cara yang baik. 

"Jadi di situ Rasul memohon kepada Allah agar bisa masuk ke Madinah dengan cara yang aman, tenang, sukses dan damai. Demikian pula selamat ketika meninggalkan Makkah dengan tenang, nyaman dan terlindungi. Itu yang dimaksud dan dibaca oleh Rasulullah ketika hendak meninggalkan Makkah ke Madinah. Dan ini juga doa yang diajarkan kepada umatnya ketika memasuki sebuah komunitas atau perkampungan," kata ustaz Syahrullah dalam kajian virtual kitab Min Wahyil Quran karya Syekh Yasin Muhammad Yahya beberapa hari lalu. 

Pendapat pertama ini dikuatkan dengan riwayat dari Ibnu Abbas yang menjelaskan bahwa ketika nabi ﷺ berada di Makkah turut ayat tersebut dan memerintahkan untuk berhijrah.

Ikuti Whatsapp Channel Republika