Kamis 18 Nov 2021 15:01 WIB

Tiga Bulan Diblokir, Pengusaha Hindu Sediakan Tempat Sholat

Selama tiga bulan terakhir, kelompok Hindutva memblokir umat Islam untuk sholat Jumat

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Muslim India melakukan shoat Jumat/
Foto:

Pada 16 November, Yadav tengah bersiap meninggalkan kota untuk liburan keluarga. Tetapi ia tidak segera berangkat sebelum menyerahkan kunci toko yang kosong kepada Taufiq Ahmed. Mereka mengatakan telah saling kenal selama 16 tahun dan menganggap satu sama lain sebagai bagian dari keluarga.

Yadav bahkan mengatakan dapat membuka pintu utama bungalonya, jika jamaah sholat membutuhkan ruang tambahan. “Saya mungkin tidak ada di sini, tetapi shalat harus dilanjutkan,” kata dia.

Bagi dia, memastikan putranya tumbuh dalam suasana toleransi dan tidak berprasangka buruk terhadap umat Islam, adalah penting. Ia menyebut sang putra terbiasa melihatnya duduk bersama dengan umar Muslim, serta mengundang mereka untuk berkunjung ke rumahnya.

Hampir 3 km dari lapangan Sektor 12 di mana mobilisasi Hindutva paling intens, seorang gurudwara telah memutuskan menawarkan keselamatan dan ruang bagi jamaah Muslim.

“Umat Islam diberi ruang oleh pemerintah untuk salat. Sekarang, mereka terluka dan marah karena mereka tidak bisa berdoa. Itu bisa dimengerti,” kata Sherdil Singh Sindhu.

Ia pun menyebut pintu gurudwara terbuka lebar untuk mereka. Dengan penuh penekanan, ia mengatakan harus ada akhir dari konflik kali ini.

Ruang bawah tanah gurudwara dapat menampung 450 hingga 500 orang. Tetapi, mengingat risiko pandemi Covid-19, manajemen memutuskan untuk membukanya bagi kelompok kecil yang terdiri dari 50 orang sekaligus.

Muslim lokal yang merasa tidak berdaya menghadapi mobilisasi Hindutva ini menyambut baik ekspresi solidaritas yang dilakukan oleh umat Hindu dan Sikh.

Presiden cabang lokal Jamiat Ulama E-Hind, Mufti Mohammad Saleem, mengatakan upaya dan bantuan sekecil apapun berarti segalanya bagi mereka. "Ini bukan hanya tentang memberi kita tempat untuk berdoa, ini tentang cara bantuan ini ditawarkan yang bertentangan dengan kebencian,” kata dia.

Salah satu pendiri Gurugram Nagrik Ekta Manch, Altaf Ahmad, menggambarkan inisiatif ini sebagai contoh budaya gabungan India. Gurugram Nagrik Ekta Manch merupakan organisasi yang menjadi bagian dari upaya pembangunan perdamaian lokal.

“Umat Islam sangat menghargai sikap solidaritas itu. Tindakan ini adalah apa yang diperjuangkan India,” ucapnya.

Di sisi lain, sambil memegang kunci yang diberikan oleh Yadav, Taufiq Ahmed, mengatakan harapannya agar apa yang ia terima dan dapatkan saat ini bila diceritakan kepada yang lain dapat mengurangi ketakutan komunitas Muslim.

“Ketika saya menceritakan ini kepada orang lain di komunitas, saya berharap ketakutan mereka akan berkurang. Tidak semua umat Hindu seperti yang muncul di lokasi protes. Saya berharap lebih banyak orang akan berbicara," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement