IHRAM.CO.ID, ISLAMABAD -- Presiden Pakistan Dr Arif Alvi mendesak Barat untuk berhati-hati tentang sentimen umat Islam, Jumat (19/11). Utamanya, saat mengejar gagasan kebebasan berekspresi untuk mempromosikan kerukunan antaragama.
“Kebencian dalam balutan 'pakaian' kebebasan berbicara adalah sesuatu yang harus dilihat Barat, utamanya untuk meningkatkan kerja sama di antara Islam, Kristen dan semua agama lain,” katanya dilansir di Pakistan Observer, Sabtu (20/11).
Hal ini ia sampaikan dalam pidato virtualnya di konferensi bertajuk 'Mempromosikan Pemahaman Antar Agama'. Konferensi ini diselenggarakan oleh Duta Besar (Purn) Akbar S Ahmed, yang menjabat sebagai Ketua Studi Islam Ibn Khaldun di American University, Washington DC.
Adapun kegiatan ini digelar untuk mempromosikan pemahaman tentang Islam dan dunia Muslim di Amerika Serikat dan mendorong dialog antaragama.
Seperti di Eropa, Presiden Alvi mengatakan berbicara tentang kekejaman etnis tertentu di masa lalu adalah kejahatan, demikian pula cinta umat Islam untuk Nabi mereka yang sangat penting.
Dia menyebut, tindakan membuat karikatur yang menghujat atas nama kebebasan berekspresi sangat menyakitkan bagi umat Islam, yang perlu diwaspadai oleh Barat.
Terakhir, Presiden Alvi mengatakan sepanjang sejarah umat manusia, konflik antar agama menjelma menjadi bias, yang berujung pada pembuatan kebijakan atas dasar prasangka.