IHRAM.CO.ID, ANKARA -- Carlos Camilo Clavijoolarte, lahir dari keluarga Katolik di Honduras. Kemudian dia kebetulan bertemu dengan seorang teman keluarganya yang menjadi mualaf dan memperkenalkan dia pada tulisan mistik terkenal Mevlana Jalaluddin Rumi.
Carlos yang sekarang dikenal sebagai İbrahim, menceritakan perjalanannya menuju Islam dan bagaimana dia akhirnya bekerja di Bulan Sabit Merah Turki sebagai kepala delegasi amal di Pakistan, ribuan mil jauhnya dari Panama, rumah keduanya.
Carlos bermigrasi ke Panama ketika dia berusia 15 tahun bersama keluarga Katoliknya yang taat. Dia semakin menjauh dari imannya saat berada di Panama.
"Saya sangat bingung dengan ritual pengakuan dosa. Saya merasa seperti saya jatuh ke dalam kekosongan dalam hal keberadaan spiritual. Saya berhenti menghadiri gereja dan mencari bantuan Tuhan untuk mengisi kekosongan di hati saya," katanya dilansir dari Daily Sabah, Senin (22/11).
Dia berada di Spanyol untuk bekerja pada tahun 2004 dan terus berpindah dari gereja. "Saya berdoa kepada Tuhan siang dan malam sebelum saya menemukan tanda-tanda (untuk pertobatan)," ujarnya.
L