Selasa 23 Nov 2021 04:37 WIB

Ibrahim Carlos: Bersyahadat karena Karya Rumi

Carlos yang sekarang dikenal sebagai İbrahim, menceritakan perjalanannya menuju Islam

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Bagi Carlos Camilo Clavijoolarte, perjalanannya mencari Islam tak mudah. Pria yang sekarang dikenal sebagai Ibrahim Carlos ini lahir di Honduras.
Foto:

alu seorang teman keluarga Spanyol, yang seorang mualaf, yakni Fatih Alvaro Samper, membuka jalan bagi Carlos untuk mengenal Islam. "Perilakunya yang baik, kebaikan, dan pekerjaan amalnya membuat saya terkesan. Dia memberi saya sebuah buku puisi oleh Mevlana Jalaluddin Rumi. Saya telah jatuh cinta dengan buku itu. Kata-kata Rumi menyimpan rahasia keimanan bagi saya," kenangnya.

Samper memperkenalkannya kepada Muslim lainnya. "Saya bertanya apakah dia punya teman Muslim lain. Dia bilang dia tidak punya tapi dia memiliki ‘saudara laki-laki dan perempuan’ Muslim," lanjut Carlos.

Setelah itu, kunjungan ke restoran yang dikelola oleh seorang Muslim di Granada Spanyol adalah langkah terakhir yang membuatnya memeluk Islam. Dia melihat Muslim datang dari berbagai kota bekerja di sana untuk membantu secara gratis.

"Itu aneh. Tapi aku juga ingin membantunya. Saya mendengar suara-suara di kepala saya, yang satu menyuruh saya berhenti dan meminta bayaran, dan yang lain menyuruh saya untuk terus membantu orang lain. Itu sangat keras, saya pikir suara tanpa tubuh berbicara kepada saya dan saya akan mati. Suara itu menyuruh saya untuk datang kepadanya dan saya merasa diberkati," kata dia mengenang pengalamannya.

Setelah masuk Islam, Carlos mencari tempat di mana dia bisa belajar lebih banyak tentang agama. Atas rekomendasi teman-temannya di Spanyol, dia pergi ke Turki. Menurut dia ini adalah negara tempat Anda dapat mempelajari sejarah dan budaya Islam dengan sebaik-baiknya.

"Tinggal di Turki membuka jendela baru dalam hidup saya. Saya terkesan dengan amal orang-orang di sini," ucap Carlos, yang pertama kali bekerja di Turkish Diyanet Foundation (TDV), sebuah kelompok amal yang aktif di seluruh dunia. "Saya telah melihat kehebatan peradaban Turki. Saya telah melihat mereka membantu orang lain tanpa memandang ras dan agama mereka," tambahnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement