Kamis 25 Nov 2021 01:59 WIB

Kampanye Kebencian Targetkan Restoran Muslim di Kerala

Kampanye kebencian menargetkan restoran Muslim di Kerala.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Muslim berpartisipasi dalam prosesi untuk menandai Idul Fitri, peringatan kelahiran Nabi Muhammad, di Hyderabad, India, Selasa, 19 Oktober 2021.
Foto:

Banyak yang membagikan video di Kerala, mengklaim pria itu meludah ke makanan. Membantah klaim tersebut, AltNews mengatakan bahwa pria tersebut, seorang maulana (pemimpin agama), tidak meludah tetapi meniup makanan sebagai bagian dari ritual di Uroos (acara Islam pada peringatan kematian seorang pemimpin agama). Acara Uroos diadakan di Tajul Ulama Dargah di Kerala.

Kebetulan, ini bukan satu-satunya video seperti itu.  Beberapa video Muslim meniup ke air dan makanan terus-menerus muncul dari Kerala.

Meski banyak yang mengungkapkan keterkejutan atas video semacam itu. Banyak ulama Muslim yang mengatakan bahwa praktik meniup atau bahkan meludah hanya diikuti oleh sebagian ulama saat upacara keagamaan, dan itu terjadi dalam acara-acara pribadi. Bahkan, Imam Masjid Palayam Dr Suhaib Moulavi mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Nabi telah mengatakan seseorang bahkan tidak boleh meniup makanan. Dia juga mencela para ulama yang meniup makanan.

Namun, banyak yang mengabaikan penjelasan atau pembenaran semacam itu. Video viral terbaru justru menjadi bahan utama untuk menyalakan kembali kampanye kebencian yang menargetkan hotel-hotel milik manajemen Muslim di Kerala.

Menariknya, bukan organisasi Hindu tetapi kelompok Kristen radikal yang diduga memulai kampanye ini.  Halaman Facebook seperti 'Soldiers of Cross' menaruh pesan dan daftar hotel Kerala yang menyajikan makanan bebas ludah.  

 

Daftar tersebut termasuk hotel yang dimiliki oleh umat Hindu atau Kristen di distrik Kozhikode yang mayoritas Muslim, termasuk Paragon, Arya Bhavan dan Vasantha Bhavan. Faktanya, baik kelompok Kristen maupun Hindutva telah secara aktif mengedarkan daftar hotel bebas ludah di tingkat distrik dan bahkan wilayah di grup WhatsApp.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement