Kamis 25 Nov 2021 18:18 WIB

Hikmah Taat kepada Allah

Amalan hati yang paling penting dan paling sulit dilakukan adalah ikhlas.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Berdoa (Ilustrasi)
Foto:

Apa saja keempat kaidah itu?

Pertama, tidak saleh sendirian. Maksudnya, kita harus mengajak orang lain untuk menjadi saleh juga. Orang-orang di sekeliling kita, terutama. Kedua, beramal sesuai kemampuan. Dengan kata lain, tidak berlebihan dalam beribadah.Sebab, ibadah yang berlebihan, yakni di luar batas kemampuan, hanya akan menjadikan kita orang yang futur. Atau, kondisi imannya malah menjadi tidak baik karena kaget dengan amalan yang berlebihan tadi.

Kaidah ketiga, dalam beramal harus maksimal. Sebab, Allah tidak pernah bosan melihat ama lan kita. Yakinlah bahwa Allah pasti memba las setiap amalan kita, dan melihat pula usaha- usa ha kita. Keempat, dalam beramal yang penting ialah tidak hanya kualitas dan kuantitas, tetapi juga kontinuitas. Sabda Nabi SAW, sebaik- baik amal yang dicintai Allah ialah yang dikerjakan terus-menerus. 

 

Bagaimana tolok ukur ketaatan seseorang dalam beragama?

Tolok ukurnya, syariat, yaitu Alquran dan Sunnah sesuai petunjuknya para ulama. Arahan alim ulama penting karena kita, orang biasa, tidak bisa memahami Alquran dan Sunnah sendirian.Intinya, harus punya guru. 

Banyak ulama mengatakan, Barangsiapa yang belajar tanpa guru, maka setanlah gurunya.Maksudnya, dalam diri manusia bisa dominan hawa nafsunya. Dan, hawa nafsu selalu mengajak kepada keburukan. Nah, kalau kita mempelajari Alquran dan as-Sunnah sendirian, khawatirnya nanti kita condong pada apa-apa yang kita mau saja, bukan yang diinginkan Allah.

Perihal konsistensi dalam beramal, adakah kiatnya untuk menjaga hal itu? 

Pertama-tama, kita berdoa kepada Allah dengan susunan kata-kata yang diajarkan Rasulullah SAW. Kedua, kita pun mesti mengenali kondisi iman dalam diri sendiri. Ketika imannya lagi naik, seseorang biasanya akan memaksi malkan amalan-amalan sunah. Sebaliknya, kalau lagi turun, minimal dia menjaga amalan wajib saja.

Ketiga, kita harus dekat juga dengan ilmu dan para ahli ilmu. Dengan begitu, perkara-perkara yang tidak diketahui bisa langsung ditanyakan kepada ulama. Maka, dia harus gemar menghadiri majelis-majelis ilmu. Dengan ilmulah, kita dapat membedakan, mana yang benar dan mana yang salah.

Keempat, pertemanan. Carilah komunitas yang baik atau kawan-kawan yang saleh. Berkawan memang bisa dengan siapa saja, tetapi persahabatan semestinya utamakan dengan orang- orang saleh. Sebab, mereka akan selalu mengingat kan kita pada kebenaran dan kebaikan.Terakhir, mengingat kematian. Zikrul mautakan menyadarkan bahwa kita masih butuh banyak bekal nanti menjalani kehidupan di akhirat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement