Jumat 26 Nov 2021 14:18 WIB

Setan Mudah Mengganggu Manusia Pengumbar Syahwat Perut

Syahwat perut merupakan salah satu pintu masuk bagi setan untuk memperdaya manusia.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi sakit perut
Foto: PxHere
Ilustrasi sakit perut

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Syahwat perut merupakan salah satu pintu masuk bagi setan untuk memperdaya manusia.

"Sudah dapat dipastikan orang yang selalu memenuhi perutnya dengan berbagai macam makanan, meskipun halal, sudah dapat dipastikan lemah akalnya, dan tidak sedikitpun yang bisa diharapkan hikmah-hikmah yang dapat menambah keimanan darinya," tulis Ibnu Hasan Bisri At-Turjani dalam bukunya Hamba-Hamba yang Selamat dari Tipu Daya Musuhnya.

Baca Juga

Abu Bakar As Siddiq ra berkata, setelah dia masuk Islam, ia mengaku tidak pernah kenyang, semua ini agar bisa merasakan manisnya ibadah kepada Allah SWT. Selain tidak pernah kenyang makan, ia juga tidak pernah minum yang segar-segar sampai bertemu Allah SWT.

"Karena banyak makanan akibatnya menyedikitkan ibadah sebab badan bisa berat dan mata selalu ingin tidur. Tidak akan sungguh-sungguh terhadap sesuatu kecuali hanya tidur. Dan ini jelas seperti bangkai yang terang terbuang percuma," demikian Abu Bakar berkata.

Rasulullah SAW beliau bersabda, "Jangan membunuh hatimu dengan memperbanyak makan dan minum, Karena hati pun bisa mati seperti matinya tanaman yang terlalu banyak air."

Alkisah dari Yahya bin Zakaria as. Pernah iblis menampakan diri beberapa kali kepada Yahya dan berkata kepada iblis.

"Ini apa?"

Iblis menjawab. "Ini adalah kesenangan yang aku buat untuk anak cucu Adam"

Yahya bertanya: "Apakah di dalamnya ada buatku"

"Tidak"  jawab iblis.

"Hanya saja engkau pernah kenyang pada semalam saja lalu aku rusak sholat mu"

"Itu sudah pasti." jawabnya Yahya.

"Makanya aku tidak akan kenyang selama-lamanya."

Iblis menjawab. "Juga hal yang pasti aku tak pernah memberi nasehat kepada siapapun selama-lamanya."

Inilah kata Ibnu Hasan Bisri At-Turjani kisah seorang yang tidak pernah kenyang kecuali hanya semalam saja. Lalu bagaimana dengan orang yang selalu kenyang seumur hidupnya, sementara ia mengharapkan kenikmatan suatu ibadah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement