IHRAM.CO.ID, Oleh: Arie Lukihardianti, Lida Puspaningtyas
BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menilai transformasi digital perlu direspons masjid-masjid agar infak dan sedekah jamaah semakin besar untuk kejsehateraan masyarakat. Menurutnya, dengan berpindah ke digital, maka infak di masjid-masjid sudah bisa menggunakan handphone saja atau metode pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Caranya, jemaah masjid cukup melakukan scan ke QR Code yang tersedia di masjid tersebut.
"Karena banyak orang-orang yang jarang bawa uang seperti saya tapi ada uangnya di handphone sehingga ngasihnya bisa besar. Itu jumlahnya besar sekali," katanya dalam acara Rakerwil Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Barat di Hotel Sakto, Kota Bandung, Sabtu (27/11).
Pada era revolusi industri 4.0 ini, kata dia, seluruh aktivitas dilakukan dengan menggunakan digital termasuk dalam bersedekah dan berdakwah. "Dakwah agama islam itu di mana-mana subtansinya tidak berubah dari sejak zaman Rasul. Yang membedakan caranya. Sekarang caranya sudah serba digital maka dengan digital," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Khusus untuk 'kencleng' digital ini, Emil ingin agar seluruh masjid yang berada di DMI Jawa Barat seratus persen menggunakan metode tersebut. Karena dengan adanya 'kencleng' digital ini, uang infaq yang didapatkan akan jauh lebih besar. "Ngencleng dulu manual, sekarang dengan ngencleng digital bisa 5-10 kali lipat. Jadi saya titip masjid-masjid di bawah DMI Jawa Barat sudah harus seratus persen ngencleng digital QRIS," katanya.
Selain 'kencleng' digital, Emil juga mendorong ceramah dengan menggunakan digital. Misalnya seorang penceramah yang menyampaikan dakwahnya untuk diunggah di platform Youtube. "Kalau ada kyai ceramah ke seribu orang itu bagus, tapi lebih bagus lagi ceramahnya dengarkan oleh sejuta orang yang mayoritas tidak hadir tapi lihat di youtubenya. Itulah revolusi digital di Jawa Barat," katanya.