IHRAM.CO.ID, SEPANG -- Sebanyak 228 jamaah umroh berangkat dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) ke Madinah, Selasa (30/11). Mereka berangkat dengan menggunakan pesawat Airbus A330.
Penyedia penerbangan carteran haji dan umroh, Amal by Malaysia Airlines, menjadi maskapai yang dipercaya dan beroperasi membawa rombongan jamaah ini untuk pertama kalinya, setelah lama vakum sejak 7 Maret 2020 akibat pandemi Covid-19 .
Chief Operating Officer Amal by Malaysia Airlines, Muhammad Najmi Mansor, mengatakan perusahaan akan melakukan delapan penerbangan langsung dalam seminggu. Masing-masing empat penerbangan ke Jeddah dan Madinah hingga April tahun depan.
Dilansir di Bernama, Rabu (1/12), ia juga menambahkan bahwa pihaknya juga menawarkan pengurangan harga tiket sebesar lima persen bagi jamaah umroh.
Muhammad Najmi mengatakan, jumlah penerbangan telah berkurang 40 persen dibandingkan dengan periode pra-pandemi, ketika mereka menawarkan penerbangan langsung ke Jeddah dan Madinah dua kali dalam sehari.
Informasi tersebut ia sampaikan kepada wartawan, seusai keberangkatan penerbangan umroh yang disaksikan Menteri di Departemen (UU) Perdana Menteri Idris Ahmad.
Amal by Malaysia Airlines adalah anak perusahaan dari Malaysia Aviation Group Bhd (MAG), yang menawarkan layanan unik berpusat pada ibadah. Salah satunya, seperti panggilan untuk sholat dan talbiyah (doa oleh para peziarah untuk mengungkapkan niat mereka untuk melakukan haji), guna memastikan pengalaman ziarah dimulai begitu penumpang masuk ke dalam pesawat.
Lebih lanjut, Muhammad Najmi mengatakan kinerja perusahaan diharapkan kembali ke level pra-pandemi pada kuartal keempat 2022, didukung oleh frekuensi penerbangan yang akan dilakukan ke Madinah dan Jeddah.
“Permintaan untuk umroh tetap ada. Seperti yang kita lihat dari penerbangan hari ini yang beroperasi dengan load factor hampir 100 persen. Kami memperkirakan permintaan akan terus meningkat," lanjut dia.
Sampai Mei 2022, pihaknya menargetkan dapat menampung hingga 75.000 penumpang. Tetapi, hal ini akan tergantung pada skenario Covid-19 saat ini, yang harus terus dipantau.
Sementara itu, kepada wartawan Idris Ahmad menyatakan tidak menutup kemungkinan subsidi haji tahun depan tetap dipertahankan. Namun, ketupusan final subsidi ini disebut belum dibahas.
“Sampai hari ini masih (subsidi permanen). Final (keputusan subsidi) belum dibahas (belum). Insya Allah, manajemen Tabung Haji (TH) akan memberi pengarahan kepada saya dan kemudian kami akan membawanya ke rapat kabinet,” katanya.
Menurut laporan media pada bulan Maret, biaya untuk melakukan haji tahun ini meningkat sekitar sembilan persen, dari 22.900 ringgit menjadi 25.000 ringgit per orang.
Saat ini, peziarah Malaysia hanya perlu membayar 9.980 ringgit per orang, dengan TH mensubsidi sisa 12.920 ringgit. Angka tersebut tidak berubah sejak 2009.