Jumat 03 Dec 2021 04:19 WIB

CfMM : Jangan Asosiasikan Muslim dengan Teroris

CfMM memantau dan menganalisa tren dan bias negatif di media massa Inggris.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Islamofobia (ilustrasi)
Foto:

Misalnya menghubungkan aspek-aspek tertentu dari kejahatan yang dilakukan di seluruh spektrum ras dan etnis, dengan Islam. Antara lain bagaimana pembunuhan demi kehormatan menjadi pembunuhan demi kehormatan Islam, bagaimana oposisi terhadap Israel diberi label 'anti-Semitisme Islam, dan bagaimana orang-orang bersenjata menjadi orang-orang bersenjata Islami.

Laporan tersebut juga menjelaskan bagaimana terminologi yang bersifat emotif dan dramatis jika disandingkan dengan referensi Islam. Sehingga kemudian menciptakan keterkaitan dalam benak pembaca antara agama dan tindakan kekerasan. Karenanya, ini menjadi peringatan bagi organisasi media agar tidak menggunakan bahasa sensasional dan mengkhawatirkan dalam headline, terutama ketika meliput Islam.

Analisis CfMM juga menunjukkan bagaimana media Inggris menggunakan lensa sektarianisme untuk melihat dan melaporkan konflik di Timur Tengah dan dunia Muslim. Ini menandakan kegagalan media menguraikan kompleksitas dikotomi Sunni-Syiah, yang sering secara keliru menghubungkan peristiwa di Suriah, Iran dan Irak dengan masalah yang diklaim.

Salah satu contoh kata kunci yang bersifat bias dalam sebuah laporan artikel, yaitu penggunaan kata 'rezim' untuk menggambarkan negara bagian yang ditentang oleh Inggris, ketimbang menggunakan 'pemerintah' yang lebih netral.

CfMM juga menyoroti penggunaan kata 'Islam' yang secara keliru dilakukan oleh media untuk mendahului tindakan kekerasan atau untuk menggambarkan seseorang dengan cara yang meremehkan. Ini seperti yang dilakukan media arus utama dalam menggambarkan jurnalis yang terbunuh Jamal Khashoggi. Sebab, kata 'syariah' digunakan bersamaan dengan tindakan kekerasan, ekstremis atau teroris.

 

CfMM pun mendesak organisasi media untuk tidak mengasosiasikan keyakinan Muslim dengan kejahatan, terorisme dan ekstremisme. Juga diperlukan representasi Muslim dalam lingkup redaksi dan mendorong wartawan untuk mewaspadai bias.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement