IHRAM.CO.ID, LONDON – Inggris akan menyalurkan bantuan dana tambahan sebesar 75 juta poundsterling atau setara 99 juta dolar AS untuk Afghanistan. Dana itu diharapkan dapat membantu Afghanistan mengatasi krisis kemanusiaan yang memburuk.
“Inggris memberikan bantuan kemanusiaan penting di Afghanistan musim dingin ini. Dana yang diumumkan hari ini akan menyelamatkan nyawa, melindungi perempuan dan anak perempuan serta mendukung stabilitas di kawasan itu. Kami bertekad untuk melakukan semua yang kami bisa untuk rakyat Afghanistan,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Liz Truss saat berbicara di pertemuan para menlu negara anggota G7 yang digelar di Liverpool, Ahad (12/12).
Dana bantuan Inggris nantinya akan disalurkan lewat the Afghanistan Humanitarian Fund, World Food Programme (WFP), International Organisation for Migration (IOM), United Nations Children’s Fund (UNICEF), the United Nations Population Fund and International Rescue Committee. Dengan dana bantuan terbaru, Inggris sudah menyumbangkan 286 juta poundsterling tahun ini.
Direktur Eksekutif WFP David Beasley menyambut bantuan terbaru dari Inggris. Menurutnya, sumbangan itu akan membantu organisasi menyelamatkan banyak nyawa warga Afghanistan. “Apa yang kami lihat di lapangan sangat memilukan. 23 juta orang menghadapi kelaparan parah di negara yang dilumpuhkan kekeringan, konflik, dan krisis ekonomi,” ujarnya.
Karena musim dingin tiba, Beasley memperkirakan semakin banyak warga Afghanistan yang harus hidup dalam krisis. “Saat musim dingin yang keras turun, semakin banyak yang tergelincir ke dalam kekurangan gizi serta kelaparan setiap hari,” ucapnya.
Sebelumnya UNICEF telah meminta dana 2 miliar dolar AS dari para donor untuk merespons krisis kemanusiaan di Afghanistan, termasuk merawat 1 juta anak dengan kekurangan gizi akut di sana. Itu merupakan permintaan terbesar yang pernah dibuat badan PBB untuk anak-anak tersebut.
Perwakilan UNICEF Alice Akunga mengungkapkan, separuh dari anak-anak berusia di bawah lima tahun di Afghanistan akan kekurangan gizi parah pada 2022. Hal itu karena krisis pangan dan runtuhnya infrastruktur kesehatan di negara tersebut.
Menurut UNICEF, sepanjang 2021, lebih dari 60 ribu kasus campak dilaporkan di Afghanistan. Sebanyak 10 juta anak di sana kemungkinan telah putus sekolah, Dana 2 miliar dolar AS yang diminta UNICEF akan digunakan untuk mencegah runtuhnya sistem kesehatan, gizi, dan pelayanan sosial esensial lainnya bagi anak serta keluarga.
Dana tersebut juga akan dimanfaatkan untuk mengobati 1 juta anak dengan gizi buruk. Dengan dana itu, UNICEF turut dapat menyelenggarakan vaksinasi campak bagi 10,5 juta anak Afghanistan. Akses pendidikan bagi 7,5 juta anak pun terjamin.
“Kita harus mengingat kemanusiaan kita dan melakukan segala yang kita bisa untuk menjaga anak-anak tetap hidup, cukup makan, aman, dan belajar,” kata Alice Akunga, Selasa (7/12).