IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Selatan. Kunjungan ini ia lakukan untuk meresmikan tiga bangunan baru Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT).
Tiga PLHUT ini berlokasi di Kabupaten Maros, Pangkep dan Sidrap. Selain itu, dalam kunjungannya Hilman juga melakukan Pembinaan ASN di lingkup Bidang dan Seksi PHU Kemenag. Dalam arahannya, ia menyampaikan apresiasi atas kemajuan pembangunan PLHUT di Sulsel. Ketiga proyek ini bisa selesai sebelum waktunya dan dinyatakan sukses oleh Inspektorat Jenderal dan BPK.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan kunjungannya pada pertengahan bulan November 2021 ke Arab Saudi. Bersama Menteri Agama, ia menemui berbagai pihak yang berkepentingan soal haji dan umroh. Dalam pertemuan tersebut dibahas seputar mitigasi prospek perhajian dan umroh ke depan, khususnya di masa pandemi saat ini.
"Alhamdulillah hasilnya menggembirakan. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sangat merespon usulan dari Menag RI untuk memberikan kemudahan bagi jamaah," kata dia dalam keterangan yang didapat Republika, Selasa (14/12).
Dia juga mengatakan, pemerintah Arab Saudi hanya meminta validasi Dokumen dan kedisiplinan, serta kejujuran dari negara-negara pengirim jamaah haji dan umroh terkait protokol kesehatan.
Sejumlah kesepakatan dilakukan dengan pihak Arab Saudi, di antaranya memperpendek waktu karantina jamaah umroh menjadi 48 jam karantina, serta dicabutnya suspend penerbangan bagi Indonesia bersama empat negara lainnya.
Lebih lanjut, Hilman mengatakan haji membutuhkan kesabaran. Ia melihat, jamaah yang paling sabar berasal dari Sulsel, yang menempatkan diri sebagai provinsi dengan daftar tunggu terlama di Indonesia.
"Karena itu, mari menjawab kesabaran jamaah kita dengan mempersiapkan dan lebih memantapkan sistem, fisik dan psikologis jamaah haji dan umroh kita ke depan, utamanya soal manasik di masa pandemi," ujarnya.
Ia pun menyebut, rencananya di bulan Desember ini akan diberangkatkan beberapa rombongan awal umroh ke Tanah Suci. Hal ini sesuai dengan ketentuan dan kesepakatan teknis dengan kerajaan Saudi Arabia, sekaligus menjawab harapan Saudi akan keseriusan dan komitmen negara terkait penerapan protokol kesehatan.
"Untuk pembimbing haji, kita sudah harus mempersiapkan diri mencetak pembimbing yang tersertifikasi, utamanya bagi kaum hawa (perempuan). Sebab, sebagian besar jamaah haji kita merupakan kaum perempuan, seiring dengan sudah longgarnya kebijakan terhadap kaum hawa di Saudi Arabia," ucap dia.
Dirjen PHU ini lantas meminta kepada seluruh jajaran Kemenag, khususnya di Sulsel, agar aktif melakukan sosialisasi kebijakan pelaksanaan haji dan umrah. Utamanya, soal kesepakatan regulasi antara kedua negara terkait teknis pelaksanaan haji dan umrah.
Tak kalah penting, Hilman meminta dengan adanya gedung PLHUT baru ini, maka kualitas layanan haji dan umrah diharap bisa semakin meningkat, terutama dalam memberi kenyamanan kepada para calon jamaah.
Acara tersebut dihadiri oleh Kasubdit Transportasi Pada Ditjen PHU Kemenag Nurhalis Iskandar Idy, Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, Kepala UPT Asrama Haji Sudiang Makassar Ikbal Ismail, Para Kakankemenag dan Kasi PHU Kemenag Kab/Kota Se-Sulsel.
Dalam Laporannya mewakili Kakanwil, Kabid PHU Kanwil Kemenag Sulsel membeberkan fakta seputar haji di Sulsel. Salah satunya, jumlah jamaah haji yang masuk daftar tunggu saat ini sebanyak 238.135 orang, dengan kuota haji terakhir sebesar 7.272 orang.
Fakta ini menempatkan Sulsel sebagai Provinsi terlama masa tunggu hajinya, yaitu 46 tahun untuk Bantaeng sebagai Kabupaten terlama masa tunggunya. Daftar tunggu terendah dipegang oleh Kab. Enrekang dan Kab. Luwu, dengan 22 Tahun.