Selasa 14 Dec 2021 13:13 WIB

Empat Peran Masjid untuk Masyarakat 

Sebenarnya masjid tidak hanya sebagai sarana untuk shalat dan mengaji.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
ILUSTRASI SUNSET, MENARA MASJID, ILALANG, SILUET
Foto:

Ketiga, meningkatkan standar budaya masyarakat melalui dua cara, kesatu merenungkan makna ayat-ayat yang dibacakan saat shalat serta mendengarkan khotbah Jumat (Khutbah). 

Alquran adalah buku komprehensif yang mencakup prinsip, ritual, hukum moral, hal-hal yang berkaitan dengan urusan internasional dan lokal, dan deskripsi alam semesta. Dan memberitahu kita tentang sejarah masa lalu sama seperti memberitahu kita tentang Allah dan sifat-sifat-Nya.

Sebenarnya, Alqur'an adalah sumber utama pengetahuan bagi para pendahulu kita karena penguasaan bahasa memungkinkan mereka untuk mengambil segala sesuatu dari ayat-ayatnya. Tidaklah mengherankan bahwa orang-orang yang mendengarkan Alqur'an yang dibacakan oleh Nabi dapat mencapai tingkat keagungan intelektual dan moral yang tertinggi dan kemudian menyebarkan hidayah ke seluruh dunia.

Keempat, mendengarkan ceramah-ceramah yang rutin diberikan di masjid-masjid dalam segala bidang ilmu. Bahkan puisi biasa dibacakan di masjid-masjid, dan para sahabat Nabi biasa mendengarkan Hassan ibnu Tsabit saat membacakan puisi politiknya.

 

Selain itu, diketahui bahwa empat mazhab terkenal dimulai di masjid, dan para imam besar biasa memberikan ceramah kepada siswa mereka tentang Fiqih yang berisi segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia dari buaian sampai liang lahat. 

 

Keempat, Masjid adalah benteng spiritual yang menghasilkan pejuang di jalan Allah. Al-Azhar melawan pendudukan Prancis dua abad lalu dan menguasai kolonial Inggris di awal abad ke-20. Ini merangkul Koptik Mesir yang membantu saudara-saudara muslim mereka dan berpartisipasi dalam perlawanan terhadap pendudukan Inggris.

 

Perlu disebutkan di sini bahwa selama Perang Salib, seorang wanita muslim yang sedang berdoa di masjid mendengarkan Khutbah Jihad. Kemudian dia memotong rambut kepangnya dan pergi ke Imam memintanya untuk menggunakannya sebagai tali kekang kuda. Langkah seperti itu membangkitkan antusiasme pria dan memotivasi mereka untuk bertarung. Dan semangat ini adalah alasan di balik mengalahkan pasukan pendudukan.n Ratna Ajeng Tejomukti

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement