IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan induk Facebook, Meta mengatakan akan melarang enam perusahaan mata-mata swasta dari platformnya, termasuk empat perusahaan yang berbasis di Israel. Larangan ini dibuat setelah sebuah laporan yang diduga tentara bayaran cyber telah berusaha untuk meretas dan mendapatkan akses ke akun pengguna.
Perusahaan media sosial mengatakan akan mulai memberi tahu pada hampir 50 ribu pengguna di 100 negara tentang upaya peretas untuk mendapatkan akses ke akun mereka, memata-matai aktivitas mereka, dan melacak pergerakan mereka.
Perusahaan cyber menggunakan upaya phising untuk mendapatkan akses data ke ponsel target mereka. Spyware canggih hampir tidak mungkin dideteksi oleh pengguna. Begitu berada di dalam telepon, peretas dapat mengendalikan kamera dan mikrofon untuk memata-matai target mereka.
Dalam laporannya, Meta mengatakan satu perusahaan yang berbasis di Israel, Black Cube, menggunakan identitas palsu yang menyamar sebagai mahasiswa, pekerja hak asasi manusia, dan produser TV untuk mengatur panggilan dengan target mereka dan mendapatkan alamat email pribadi pengguna.
Perusahaan Israel lainnya yang diidentifikasi sebagai Bluehawk CI oleh Meta, membuat akun media sosial dengan identitas palsu yang menyamar sebagai jurnalis untuk mengelabui target agar mengunduh malware. Laporan itu mengatakan target termasuk lawan ke Uni Emirat Arab dan orang-orang di Qatar.
"Penargetan yang kami lihat tidak pandang bulu. Mereka menargetkan wartawan, politisi, pembela hak asasi manusia dan juga menargetkan warga biasa,” kata Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan untuk Meta dan salah satu penulis laporan, dilansir dari Middle East Eye, Jumat (17/12).
Timur Tengah telah muncul sebagai sarang aktivitas mata-mata dunia maya dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak perusahaan yang berlokasi di Israel dan layanan mereka dikontrakkan kepada pemerintah dan warga negara di seluruh dunia.
Perangkat lunak Pegasus, yang diproduksi oleh Israel NSO Group, telah digunakan oleh pemerintah, termasuk Maroko, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab untuk mengakses data telepon para aktivis dan jurnalis di seluruh dunia secara ilegal.
Perangkat lunak NSO beroperasi dengan menangkap pesan terenkripsi, foto, dan informasi sensitif lainnya dari ponsel yang terinfeksi, mengubahnya menjadi alat perekam untuk memantau lingkungan sekitar.
Facebook telah melakukan upaya sebelumnya untuk memerangi mata-mata dunia maya. Pada Oktober, perusahaan menghapus ratusan halaman dan akun dari platformnya yang berasal dari negara-negara termasuk Mesir dan Uni Emirat Arab karena terlibat dalam perilaku tidak autentik yang terkoordinasi.
Laporan yang dirilis oleh Meta pada Kamis (16/12) juga menunjukkan jangkauan ancaman, mengidentifikasi perusahaan cyber yang tidak dikenal di Makedonia Utara yang menurut Meta disewa oleh klien di Mesir, Armenia, Arab Saudi, dan Oman.