Sebagai contoh, jelasnya, untuk saat ini adalah pesan- pesan kebaikan dari dalam terkait dengan ramainya pemberitaan mengenai lembaga pendidikan seperti pesantren yang sedang diterpa isu kurang nyaman.
“Melalui konten- konten kreatif, para santri di pondok pesantren justru dapat menyampaikan bahwa ternyata di pesantren masih banyak kok hal- hal positif dan baik dan bisa dikreasi dalam konten- koten positif,” tambahnya.
Mungkin, lanjut Edi, kalau sudah membicarakan tentang konten yang berhubungan dengan pesantren maupun tentang nilai Islami –selama ini—masih dianggap membosankan, terlalu kaku atau terikat oleh kaidah- kaidah tertentu.
Padahal, sebenarnya juga bisa membuat konten- konten yang sesuai dengan kaidah, tetapi dikomunikasikan dengan gaya- gaya kekinian, sehingga menjadi lebih menarik dan mudah diterima oleh masyarakat.
Yang penting adalah disesuaikan dengan targetnya siapa, kemudian platformnya media yang dipakai sebelum akhirnya memikirkan kreatifitas.