Rabu 22 Dec 2021 02:08 WIB

Nasib Palestina dan Langkah Normalisasi Israel

Upaya normalisasi dengan negara-negara di jazirah Arab terus dilakukan Israel.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
 Petugas polisi Israel menahan seorang pria Palestina selama protes mendukung keluarga Palestina yang berada di bawah ancaman penggusuran dari rumah lama mereka oleh pemukim Yahudi di lingkungan Yerusalem timur Sheikh Jarrah, Jumat, 17 Desember 2021.
Foto:

Al-Mouallimi menekankan perlunya komunitas internasional menjalankan tanggung jawabnya untuk memaksa Israel menghormati keputusan komunitas internasional supaya mengakhiri pendudukannya atas tanah Arab di Palestina, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon. Dia juga mengatakan, kebijakan pembangunan pemukiman dan ekspansi kolonial yang dilakukan oleh otoritas pendudukan Israel di tanah Palestina sudah cukup untuk menghancurkan kemungkinan hidup berdampingan secara damai.

Dia menegaskan, posisi Arab Saudi tetap tidak berubah dalam mendukung perjuangan Palestina dan rakyat Palestina. "Posisi resmi dan terbaru Saudi adalah bahwa kami siap untuk menormalisasi hubungan dengan Israel segera setelah Israel menerapkan elemen inisiatif perdamaian Saudi yang dipresentasikan pada 2002," ujarnya.

Normalisasi tidak hanya pembentukan hubungan diplomatik resmi dan pertukaran pejabat tingkat atas antar negara, tetapi juga keterlibatan orang ke orang secara luas. Di masa lalu, Israel menormalkan hubungan dengan beberapa negara Arab seperti Maroko, Oman, Qatar dan Tunisia, yang semuanya memiliki kantor komersial di negara tersebut.

Namun jika dilihat realisasinya, tidak satupun dari mereka bertahan dan tidak ada normalisasi orang-ke-orang yang terjadi. Misalnya, sudah 42 tahun sejak perjanjian damai Mesir-Israel ditandatangani, namun normalisasi orang-ke-orang tidak pernah ada dan hubungan antara Mesir dan Israel tetap cukup dingin.

Situasi yang sama berlaku untuk perjanjian damai Israel-Yordania 1994, di mana hubungan antar-warga dijanjikan tetapi tidak pernah ada dalam kenyataan. Sebagian besar penduduk Yordania, termasuk generasi baru yang lahir di era perdamaian, terus menentang normalisasi dengan Israel.

 

Dalam kondisi demikian, normalisasi dengan Israel di kawasan itu hanya bisa datang melalui penerimaan di lapangan oleh masyarakat Arab pada umumnya, utamanya ketika keadilan ditujukan kepada orang-orang Palestina, berakar pada perdamaian, dan jaminan hak asasi manusia mereka terjamin. Jika tidak, normalisasi tidak akan pernah bisa menjadi normalisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement