Rabu 22 Dec 2021 02:08 WIB

Nasib Palestina dan Langkah Normalisasi Israel

Upaya normalisasi dengan negara-negara di jazirah Arab terus dilakukan Israel.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
 Petugas polisi Israel menahan seorang pria Palestina selama protes mendukung keluarga Palestina yang berada di bawah ancaman penggusuran dari rumah lama mereka oleh pemukim Yahudi di lingkungan Yerusalem timur Sheikh Jarrah, Jumat, 17 Desember 2021.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Petugas polisi Israel menahan seorang pria Palestina selama protes mendukung keluarga Palestina yang berada di bawah ancaman penggusuran dari rumah lama mereka oleh pemukim Yahudi di lingkungan Yerusalem timur Sheikh Jarrah, Jumat, 17 Desember 2021.

IHRAM.CO.ID,  ANKARA -- Upaya normalisasi hubungan dengan negara-negara di jazirah Arab terus dilakukan Israel. Sejatinya upaya itu terganjal masalah Palestina. 

Selama bertahun-tahun, konflik Israel-Palestina adalah kunci untuk membuka proses normalisasi diplomatik di seluruh wilayah. Selama beberapa dekade, bagaimanapun, pemerintah Arab berturut-turut telah berkomitmen menormalisasi hubungan dengan Israel, selama Israel menarik diri dari wilayah pendudukan dan memfasilitasi solusi yang adil bagi pengungsi Palestina.

Baca Juga

Di beberapa ibu kota Arab, pertanyaan Palestina bahkan bergema lebih luas sekarang dan sebagian besar pemimpin Arab secara konsisten menekankan perlunya solusi dua negara berdasarkan Inisiatif Perdamaian Arab dan keputusan untuk mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Wakil tetap Arab Saudi untuk PBB, Abdallah Al-Mouallimi menyampaikan dalam agenda Komite Keempat Sidang ke-76 Majelis Umum PBB (UNGA), bahwa hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri dan untuk mendapatkan kembali hak-hak mereka yang sah.

 

"Termasuk hak yang sah untuk mendirikan negara merdeka mereka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya berdasarkan resolusi Dewan Keamanan yang relevan, dan Prakarsa Perdamaian Arab yang menetapkan peta ke solusi akhir dalam kerangka solusi dua negara dan pembentukan negara Palestina di perbatasan 1967," kata dia, dilansir dari laman Daily Sabah, Selasa (21/12).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement