Sabtu 25 Dec 2021 05:42 WIB

IRGC Ancam Serang Israel

Iran mengancam jika Israel menyerang situs nuklir Iran.

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
 Foto satelit dari Planet Labs Inc. menunjukkan fasilitas nuklir Natanz Iran pada hari Rabu, 14 April 2021.
Foto:

Iran kembalikan larangan pendidikan tinggi terhadap aktivis

Pemerintahan garis keras Presiden Ebrahim Raisi mengembalikan peraturan yang diterapkan oleh mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad, untuk melarang aktivis mahasiswa menyelesaikan studi mereka di universitas.

"Pekan lalu, pemerintah Raisi mengambil kembali rancangan undang-undang tentang hak-hak semua warga negara untuk pendidikan tinggi, yang dikenal sebagai 'melarang penyeberangan bintang siswa politik'," harian Sharq melaporkan.

Di Iran, siswa yang dilarang dari pendidikan universitas bahasa sehari-hari dikenal sebagai siswa berbintang, karena nama mereka disilangkan oleh kantor keamanan universitas untuk mencegah mereka mendaftar pada awal setiap semester. Proses ini dimulai ketika Ahmadinejad menjabat pada 2005.

Menurut harian Sharq, sekitar 1.000 mahasiswa yang lulus ujian masuk untuk memulai studi master mereka masuk daftar hitam oleh badan-badan intelijen selama masa jabatan pertama kepresidenan Ahmadinejad (2005-9).

Setelah pemberontakan pada 2009, jumlahnya meningkat secara dramatis, dan banyak aktivis mahasiswa dipaksa meninggalkan negara itu dan tinggal di pengasingan.

Setelah dua masa jabatan Ahmadinejad, presiden yang lebih moderat Hassan Rouhani mengusulkan rancangan undang-undang kepada parlemen tentang hak yang sama untuk pendidikan tinggi. Namun, bahkan selama waktunya, aktivis mahasiswa dilarang dari pendidikan tinggi dan menjadi sasaran.

Wanita Iran menjual rambut untuk memenuhi kebutuhan

Harian Khorasan melaporkan bahwa jumlah wanita miskin yang menjual rambut mereka telah meningkat di kota terbesar kedua iran, Mashhad. Mereka akan menjual rambut tersebut ke salon kecantikan mewah dengan harga hampir mencapai 1juta, sedangkan bagi wanita berusia 60-an, rambut tersebut hanya dibandrol Rp 99 ribu.

"Perdagangan rambut panjang dan tebal adalah bisnis yang bagus, tetapi Anda melihat pemandangan yang menyakitkan. Sebagian besar dari mereka yang menjual rambut mereka berasal dari pinggiran kota yang kurang mampu, dan kadang-kadang mereka sangat miskin sehingga mereka tidak dapat merawat rambut mereka dengan baik, dan saya tidak dapat membayar mereka banyak uang,” kata seorang penata rambut kepada harian itu.

Harian itu berbicara dengan orang-orang yang mengatakan bahwa mereka menggunakan uang itu dari menjual rambut untuk membeli obat-obatan, membayar biaya pendaftaran untuk sekolah, membeli peralatan rumah tangga untuk pasangan yang baru menikah, dan menutupi biaya hidup sehari-hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement