IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) memperkirakan 58,6 persen kasus positif virus korona saat ini merupakan kasus infeksi varian Omicron.
Lembaga itu juga merevisi proporsi kasus infeksi Omicron hingga 18 Desember lalu dari 73 persen menjadi 22 persen. CDC mengatakan data tambahan dan cepatnya penyebaran varian itu menyebabkan diskrepansi.
"Dalam rentang waktu itu data yang masuk lebih banyak dan terdapat pengurangan proporsi Omicron," kata juru bicara CDC, Rabu (29/12).
"Penting untuk dicatat kami masih melihat kenaikan stabil dalam proporsi Omicron," tambahnya.
Varian yang cepat menular pertama kali terdeteksi di selatan Afrika dan Hong Kong pada bulan November lalu. AS mendeteksi kasus pertama Omicron pada 1 Desember lalu pada orang yang sudah divaksin lengkap tapi bepergian ke Afrika Selatan.
Sejak itu varian Omicron menyebar dengan cepat keseluruh penjuru dunia dan mendorong kasus lonjakan kasus infeksi, menyebabkan banyak penerbangan yang dibatalkan dan memupus harapan masyarakat untuk menikmati liburan dengan normal.
Data CDC menunjukkan hingga 25 Desember lalu varian Delta yang dominan beberapa bulan yang lalu bertanggung jawab atas 41,1 persen kasus infeksi di AS. Mantan Komisioner Badan Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) Scott Gottlieb mengatakan bila data CDC mengenai Omicron tepat maka sebagian besar pasien rawat inap Covid-19 disebabkan varian Delta.