IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Arif Fahrudin mengatakan, pergantian waktu termasuk hari, bulan dan tahun hakikatnya adalah semakin dekatnya waktu kembalinya manusia kepada Sang Khaliq. Manusia dengan dimensi fisik dan mentalnya memiliki siklus dari lemah, tumbuh, berkembang, puncak keemasan, dan turun ke titik paling lemah lagi.
Jadi, menurut dia, tahun baru adalah tanda proses kembalinya manusia ke titik awal.
"Dari fitrah kembali ke fitrah. Maka cara tepat dalam memaknai pergantian tahun tentunya harus sesuai koridor fitrah manusia itu," kata Kiai Arif kepada Republika, Rabu (29/12).
Ia menjelaskan, koridor fitrah manusia itu sendiri meliputi, keterbebasan dari belenggu materialisme. Semua manusia terlahir dalam kondisi tanpa atribut materi yang disandangnya.
Ia mengatakan, maknai pergantian tahun dengan penuh zikir akan kebesaran Sang Khaliq yang mengatur siklus pergantian waktu semesta dengan begitu rapi dan indah. Senantiasa mengingat amanat sebagai khalifatullah fil ardhi yang berfungsi membahagiakan masyarakatnya dan menghindari dari menyusahkan mereka.