IHRAM.CO.ID, RIYADH – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mengatakan prihatin atas kurangnya kerja sama Iran dengan masyarakat internasional dalam menangani persoalan program nuklir serta rudal balistiknya. Dia berharap Iran dapat mengubah perilaku negatifnya di Timur Tengah, kemudian memilih dialog serta kooperasi.
"Kami mengikuti dengan keprihatinan kurangnya kerja sama dengan masyarakat internasional mengenai program nuklirnya dan pengembangan rudal balistiknya," kata Raja Salman dalam sebuah pidato yang diterbitkan Saudi Press Agency pada Rabu (29/12).
Dia pun menyoroti kebijakan Iran yang mengganggu stabilitas dan keamanan kawasan. “Termasuk membangun serta mendukung milisi bersenjata sektarian dan menyebarkan kekuatan militernya di negara lain,” ujar Raja Salman.
Sebagai dua pesaing di kawasan Timur Tengah, hubungan Saudi dan Iran selalu dibekap ketegangan. Namun tahun ini mereka telah terlibat dalam beberapa putaran pembicaraan rekonsiliasi. Kendati demikian, belum ada perkembangan terbaru terkait hal tersebut. "Tak ada perkembangan baru dalam pembicaraan dengan Arab Saudi, dan kami masih menunggu tanggapan Riyadh," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh pada 20 Desember lalu.
Khatibzadeh meminta Saudi mengambil pendekatan diplomatik dan politik serta menghormati prinsip non-intervensi terhadap urusan negara lain. Menurutnya, itu merupakan satu-satunya jalan maju untuk kawasan Timur Tengah. "Kami percaya, pengaturan regional yang komprehensif akan dicapai melalui saling menghormati dan memahami fakta dari negara-negara di kawasan," kata Khatibzadeh.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan, negaranya akan melanjutkan pembicaraan dengan Iran. Dia berharap putaran negosiasi antara dua rival regional dapat digelar dalam waktu dekat. Dalam wawancara dengan France24 13 November lalu, Pangeran Faisal mengungkapkan, setelah melakukan empat putaran pembicaraan, kedua negara masih dalam tahap penjajakan dan eksplorasi. Aspek substansial dalam hubungan bilateral belum dibahas. Kendati demikian, Pangeran Faisal menyebut, kedua negara berkomitmen untuk tetap terlibat.