IHRAM.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Tetap Arab Saudi untuk PBB, Abdallah al-Mouallimi menyebut negaranya telah berusaha selama lebih dari 40 tahun untuk menjadikan Timur Tengah sebagai kawasan bebas dari senjata nuklir. Saudi dan negara di kawasan itu terus berupaya untuk mewujudkan itu hingga kini.
Pernyatan Al-Mouallimi disampaikan dalam pidato di New York pada sesi kedua Konferensi Pembentukan Zona Timur Tengah yang Bebas dari Senjata Nuklir dan Senjata Pemusnah Massal Lainnya. Ia menyebut, Arab Saudi telah dan masih berada di garis depan negara-negara yang mendukung pembentukan zona bebas senjata nuklir di seluruh dunia, terutama di kawasan Timur Tengah.
“Proposisi yang didorong oleh beberapa negara, yang didasarkan pada fakta bahwa lingkungan keamanan dan situasi internasional tidak kondusif untuk bergerak maju dengan penghapusan total senjata pemusnah massal di kawasan kami, merupakan logika yang salah,” kata duta besar dilansir dari Al Arabiya, Selasa (30/11).
“Kita semua di sini di aula ini untuk berusaha mencapai tujuan ini kecuali satu pihak, yaitu Israel, yang terus menghalangi semua inisiatif dan negosiasi untuk pembentukan zona bebas senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya,” tambahnya.
Dia mengatakan bahwa pembentukan zona bebas senjata nuklir, khususnya di Timur Tengah, merupakan salah satu langkah dasar untuk mencapai tujuan dan prinsip piagam PBB terkait pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Termasuk promosi kebaikan bertetangga, hubungan persahabatan dan kerjasama antar negara.
Al-Moaullimi menambahkan dalam pidatonya bahwa Arab Saudi mendukung upaya internasional untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Ia mengungkapkan keprihatinan mendalam Kerajaan tentang perilaku Iran yang bertentangan dengan kegiatan nuklirnya yang dinyatakan damai.
Dia menyerukan aksi diplomatik pada Iran untuk memanfaatkan peluang saat ini untuk masuk ke dalam negosiasi serius atas program nuklirnya.
“Pembentukan zona Timur Tengah yang bebas dari senjata nuklir dan senjata pemusnah massal bukan lagi sekadar pilihan, tetapi telah menjadi keharusan, karena mencapai keamanan, stabilitas, dan koeksistensi komprehensif di kawasan kita tidak akan lengkap tanpa perlucutan senjata semua pihak. senjata pemusnah massal,” kata al-Moaullimi.