Jumat 31 Dec 2021 20:20 WIB

5 Urgensi Muhasabah untuk Seorang Muslim

Muhasabah merupakan upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Muhasabah (ilustrasi)
Foto:

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA --- Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI), ustaz Dr. Ahmad Kusyairi Suhail menilai pergantian tahun bukan untuk  hura-hura, foya-foya dan berpesta pora, apalagi di tengah kondisi bangsa yang masih diselimuti pandemi covid-19 dan sejumlah bencana.

"Ketika seseorang melewati malam pergantian tahun, maka sesungguhnya wajib bersyukur kepada Allah SWT karena masih diberi nikmat panjang umur dan kesempatan untuk mengukir prestasi amal shalih menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Masih diberi Allah kesempatan untuk menyongsong hari esok dan masa depan yang cemerlang. Apalagi dengan bertemu tahun baru, berarti jatah hidup kita di dunia, terus berkurang dan itu artinya semakin mendekatkan kita kepada kematian," kata ustaz Kusyairi kepada Republika,co.id pada Jumat (31/1).

Baca Juga

Karena itu, ustaz Kusyairi menjelaskan dalam sebuah Nabi SAW menegaskan bahwa manusia yang cerdas adalah manusia yang memiliki pandangan jauh ke depan dan visioner. Tidak hanya memikirkan keberhasilan, kesuksesan dan kebahagiaan di dunia saja, melainkan  juga memikirkan kesuksesan dan kebahagiaan di akhirat.

Rasulullah bersabda,

*الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

”Orang yang cerdas/pandai adalah yang menahan nafsunya (mengevaluasi dirinya sendiri) serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan (kosong) terhadap Allah Ta’ala“. (HR. Ibn Majah, no. 4250, Al Hakim, IV/341 dan ia menshahihkannya).

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement