IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Tidak jarang sebagian dari umat Muslim mendengar ucapan bahwa tidurnya orang saat puasa adalah ibadah. Apakah ungkapan tersebut benar berdasarkan dalil yang valid atau seperti apa?
Ustaz Oni Sahroni dalam buku Fikih Muamalah Kontemporer Jilid 3 menjelaskan bahwa hadis yang berbunyi, “An-naumu as-shaimu ibadah,”. Yang artinya, “Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah,”. Hadis ini, kata Ustaz Oni, merupakan hadis palsu yang bertentangan dengan target puasa, serta bukan bagian adab berpuasa.
Hadis ini palsu sebagaimana ditegaskan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Bukhari. Oleh karena itu, ungkapan dalam hadis palsu tersebut tidak bisa dijadikan rujukan. Menurut Ustaz Oni, alasan tidur dan bermasal-malasan karena berpuasa bertentangan dengan target puasa yakni ingin melahirkan orang-orang yang bertakwa, mampu mengendalikan hawa nafsu, termasuk menghindarkan diri dari kemalasan dan aktivitas yang tidak produktif. Karena sesungguhnya jika seseorang berada dalam ibadah puasa, dia bisa memanfaatkan waktu dan momentum untuk bekerja lebih baik lagi.
Sehingga bukan bagian dari adab puasa terlalu sering tidur, sebab adab-adab berpuasa tidak menyebutkan bahwa tidur berlebihan bagian dari adab puasa. Bahkan dari sudut kesehatan, banyak tidur saat berpuasa berdampak negatif karena bukannya menambah vitalitas fisik namun membuat tubuh terasa lemas dan tak bertenaga.