IHRAM.CO.ID, NURSULTAN -- Pasukan keamanan Kazakhstan telah menahan total 7.939 orang pada Senin (10/1/2022). Mereka ditahan karena terlibat dalam kerusuhan, yang merupakan serangan kekerasan terburuk dalam sejarah negara Asia Tengah pasca-Soviet.
Aksi protes pecah pada Ahad (2/1/2022), ketika pengemudi di kota Zhanaozen di wilayah Mangystau yang kaya minyak, menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG). Pada awal tahun pemerintah Kazakhstan mengumumkan kenaikan bahan bakar dua kali lipat, dan menghapus subsidi bahan bakar.
Aksi protes kemudian menyebar ke kota Aktau. Protes juga terjadi di kota-kota barat, seperti Atyrau, Aktobe dan Oral, yang dikenal memiliki cadangan minyak dan gas alam. Aksi protes menyebar luas ke kota-kota lain di Kazakhstan, dan berubah menjadi demonstrasi publik.
Para demonstran membakar mobil polisi, menyerbu gedung-gedung pemerintah, dan membakar istana presiden. Mereka juga menduduki bandara internasional di Almaty, serta menjarah pertokoan, perbankan, dan bisnis lainnya.
Pihak berwenang menyalahkan kekerasan itu pada ekstremis dan teroris. Pemerintah Kazakhstan juga menduga kerusuhan tersebut didalangi oleh orang asing.