Selama proses perancangan tersebut, Ustaz Muchlis menyebut pihaknya melakukan kerjasama dengan berbagai komunitas dan lembaga, baik swasta seperti yayasan dan pesantren, serta pemerintah.
Secara akademik, LPMQ disebut didampingi oleh ahli dari jurusan pendidikan khusus, yakni Univ Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Terkait kendala, ia menyebut ada banyak tantangan yang dihadapi selama proses penyusunannya. Sejauh ini, ia menilai tidak mudah membangun komunikasi untuk menyeragamkan berbagai komunitas penyandang disabilitas yang sudah lama eksis.
"Kendalanya banyak, tidak mudah membangun komunikasi untuk menyeragamkan berbagai komunitas penyandang disabilitas yg sudah eksis selama ini. Selama ini mereka punya metode sendiri-sendiri," ucapnya.