IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah adalah sajadah panjang bagi Abdul Barie Shoim. Dalam arti, di sanalah dirinya melaksanakan perintah Allah SWT, sebagaimana yang tercantum dalam Alquran surah az-Zariyat ayat 56.Artinya, Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Ibadah tidak hanya bersifat ritual (mahdhah), tetapi juga seluruh laku kehidupan (ghairu mahdhah).Melalui Muhammadiyah, Pak Shoim beribadah demi meraih ridha Illahi.
Hingga akhir hayatnya, mubaligh kelahiran Kendal, Jawa Tengah, itu terus aktif di Muhammadiyah. Berbagai terobosan telah dirintisnya sehingga menimbulkan maslahat bagi umat dan masyarakat. Salah satunya ialah kesertaannya dalam mendirikan Rumah Sakit Islam (RSI) Muhammadiyah Kendal.Ia mengusahakan agar rumah sakit tersebut menjadi amal usaha milik Muhammadiyah.
Semula, RS itu merupakan milik Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi) Kendal.Lantas, bupati Kendal saat itu, Soemojo, mengumpulkan seluruh organisasi Islam setempat untuk mewujudkan dan mengelola sebuah rumah sakit Islam.Dalam visinya, RS itu dapat bernaung di bawah koordinasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kendal.
Namun, rencana pembangunan rumah sakit Islam itu tidak mengalami kemajuan selama beberapa tahun.Melihat tidak adanya perkembangan, bupati Kendal menawarkan lagi kepada beberapa ormas Islam untuk melanjutkan pendirian RS bercorak Islam. Tawaran ini pun tidak mendapatkan respons.
Hanya Muhammadiyah yang menyatakan kesanggupan untuk mengelola rumah sakit Islam tersebut.Dalam perkembangannya, Pak Shoim kemudian meminta bupati Kendal agar Yarsi Kendal menjadi amal usaha milik Muhammadiyah. Sebab, setelah pengelolaan RSI diserahkan kepada Muhammadiyah, ormas Islam lainnya tidak ada yang melibatkan diri. Begitu pula dengan MUI Kendal.