Kamis 03 Feb 2022 08:10 WIB

Hari Hijab Sedunia: Cerita Hijab di Barat

Ada stereotip yang menggambarkan hijab sebagai bentuk penindasan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Muslimah
Foto: EPA/Mast Irham
Ilustrasi Muslimah

IHRAM.CO.ID,  LONDON --  Pada Hari Jilbab Sedunia, wanita (termasuk Muslim non-hijabi dan non-Muslim) diundang untuk mengenakan jilbab persegi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas, serta mendidik dan meningkatkan kesadaran tentang alasan begitu banyak wanita Muslim di seluruh dunia memilih untuk memakainya.

Didirikan oleh Nazma Khan pada 2013, Hari Jilbab Dunia adalah kesempatan bagi wanita Muslim untuk merayakan pilihan mereka mengenakan syal, di mana pilihan itu sarat dengan konotasi negatif dan hipervisibilitas. Ini juga menggambarkan spektrum besar wanita Muslim berhijab.

Baca Juga

Bagi umat Islam, jilbab lebih dari selembar kain. Ia adalah kode kesopanan dan praktik keagamaan yang mewujudkan iman dan menginformasikan cara mereka bergerak, berbicara dan bahkan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.

Dilansir di Stylist, Rabu (2/2), keberadaan jilbab telah mengambil posisi yang kompleks dalam masyarakat. Bagi sebagian orang itu adalah simbol penindasan, namun bagi yang lain, jilbab membangkitkan rasa kebebasan. Seringkali para wanita berhijab terjebak di tengah perbedaan ini.

Di Hari Jilbab Sedunia ini, ada lima wanita Muslim Inggris yang akan bercerita tentang hubungan mereka dengan jilbab, serta dampaknya terhadap kehidupan mereka.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement