IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Di Indonesia, terdapat cukup banyak alim ulama yang mewariskan ilmunya dengan buku-buku karyanya. Salah seorang ulama yang produktif dalam menghasilkan kitab adalah KH Asrori Ahmad.
Namanya mungkin belum akrab di benak khalayak. Bagaimanapun, jasa-jasanya terbilang besar dalam syiar agama tauhid, khususnya di Jawa. Sang mubaligh adalah perintis sekaligus pengasuh pertama Pondok Pesantren Raudhatut Thullab, Magelang, Jawa Tengah.
Kariernya sebagai penulis dan penerjemah kitab dimulai sejak dirinya berusia 38 tahun. Sebelum itu, ia mendapatkan bimbingan dari para gurunya, seperti KH Ma'shum Ahmad Lasem, KH Baidlowi Lasem, dan KH Bisri Mustofa Rembang. Dalam berbagai kesempatan, mereka sering membaca naskah tulisannya untuk kemudian dikoreksi atau diberikan kata pengantar.
KH Asrori Ahmad lahir di Magelang pada 1923 atau bertepatan dengan tanggal 2 Ramadhan 1343 Hijriyah. Ia merupakan putra sulung dari pasangan Haji Ahmad dan Nyai Aminah.
Sejak kecil, dirinya telah mengaji Alquran dan mempelajari dasar-dasar agama Islam kepada bapaknya, yang juga aktif sebagai guru di tengah masyarakat. Semasa kanak-kanak, Asrori juga sering dibawa ayahnya untuk bersilaturahim dengan handai tolan. Dalam menempuh perjalanan itu, bapak dan anak itu kerap menggunakan sepeda ontel. Begitu pula dengan kunjungan ke sejumlah kiai.