Jumat 11 Feb 2022 14:00 WIB

Pentingnya Menjaga Pendengaran

Indra pendengaran menjadi maslahat agar menggunakan untuk mendengarkan kebaikan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah jamaah melaksanakan Shalat Jumat di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Jumat (4/2/2022).
Foto:

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pakar tafsir Alquran yang juga pengisi kajian tafsir Masjid Istiqlal, KH. Amin Zaini membeberkan tafsir Alquran surat At Taubah  dari kitab Shafwatut Tafasir karya syekh Muhammad Ali Ash Shabuni tentang bagaimana agar Muslim dapat menjaga pendengarannya serta agar terjauh dari fitnah orang-orang munafik yang selalu menghembuskan kabar-kabar bohong. 

Allah SWT berfirman: 

Baca Juga

وَمِنْهُمُ الَّذِينَ يُؤْذُونَ النَّبِيَّ وَيَقُولُونَ هُوَ أُذُنٌ ۚ قُلْ أُذُنُ خَيْرٍ لَكُمْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَيُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِينَ وَرَحْمَةٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ ۚ وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ رَسُولَ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya". Katakanlah: "Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu". Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih. (Alquran surat At Taubah 61)

Kiai Amin Zaini menjelaskan sebagaimana menukil keterangan  syekh Ash Shabuni bahwa ayat tersebut mengabarkan tentang orang-orang munafik pada masa lalu yang senang menyakiti nabi Muhammad ﷺ dengan menuding atau menuduh bahwa nabi Muhammad itu senang mendengar semua ucapan, kabar, atau informasi baik itu yang benar maupun yang salah, yang baik atau pun yang buruk. Maka Allah Subahanahu wa Ta'ala memerintahkan kapada nabi agar menegaskan bahwa Rasulullah itu hanya mendengarkan ucapan atau kata-kata yang baik saja. Artinya pendengaran Rasulullah ﷺ terjaga dari setiap keburukan. Seperti menguping percakapan orang lain, menerima hasud orang lain, atau mempercayai kabar bohong. 

Kiai Amin Zaini menjelaskan bahwa orang yang beriman itu tidak mungkin mempercayai atau mengikuti perkataan yang buruk dari orang lain. Orang beriman juga tidak akan mengikuti kabar-kabar bohong yang datang padanya. Maka dari itu agar indra pendengaran menjadi maslahat agar menggunakan untuk mendengarkan kebaikan dan menjauhi setiap perkataan atau informasi yang buruk atau menyesatkan.  

"Karena itu orang munafik itu sifatnya adalah mereka senang membuat berita hoaks, bohong. Mereka sebarkan kepada masyarakat sehingga menimbulkan keresahan. Lalu bagaimana mengefektifkan pendengaran ini? Mendengarlah kata-kata yang baik, mengikuti yang terbaik, artinya yang benar. Bukan yang hoaks," kata kiai Zaini dalam kajian dzuhur di masjid Istiqlal Jakarta beberapa hari lalu.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement