Selain dikenal sebagai pendakwah, Guru Madjid juga ahli dalam ilmu bela diri. Ia dijuluki sebagai salah seorang pendekar-ulama dari Tanah Betawi. Pengaruh kelompok ini diakui luas hingga ke luar daerah Jakarta. Adapun kelima orang pakar silat selainnya ialah KH Mohammad Mansur dari Jembatan Lima, KH Ahmad Kholid dari Gondangdia, KH Mahmud Romli dari Menteng Dalam, KH Ahmad Marzuki dari Klender, dan KH Abdul Mughni dari Kuningan, Jakarta Selatan.
Guru Madjid wafat pada 27 Juni 1947 dalam usia 60 tahun. Ia dimakamkan di sekitar Masjid al-Musari'in, kampung Basmol, Kembangan Utara, Jakarta Barat. Sebelum wafat, dirinya sempat meminta izin kepada salah seorang muridnya, KH Abdul Ghani. Dalam pesannya itu, sang alim ingin agar jenazahnya dimakamkan di lingkungan masjid binaan Kiai Abdul Ghani.
Selama hidupnya, Guru Madjid telah berkontribusi untuk agamanya dan bangsa ini.Meskipun telah lama wafat, hingga kini jasa-jasanya masih terus dikenang dan setiap tahunnya digelar perayaan haul atau peringatan tahunan hari meninggal dunia yang rutin digelar setiap pertengahan bulan Sya'ban.