IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Anggota Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bidang Investasi dan kerja sama luar negeri Hurriyah El Islamy, meninjau langsung lokasi plot yang menjadi target untuk membangun Rumah Indonesia di Makkah. Tinjau ini dilakukan sebagai tindaklanjuti MOU antara BPKH dan PTPP Persero pada Agustus 2021.
Hurriyah El Islamy mengatakan, ada dua tower yang akan dibangun atas dua plot tanah di kawasan pembangunan Masar yang kedepannya akan menjadi suatu konsep kota di Makkah. Konsep ini menggunakan slogan ‘Dedicated to Makkah’ dengan Jalan King Abdulaziz sebagai komponen utama dari pembangunan yang direncanakan atas lahan sepanjang 3.650 meter dan selebar 320 meter.
"Masar direncanakan Akan dibangun sebagai infrastruktur pembangunan yang terintegrasi yang mengadopsi konsep mobilitas komprehensif yang bukan saja memberikan akses langsung ke masjidil haram namun juga memberikan pelayanan kepada penduduk Makkah, pengunjung, jamaah haji dan umrah," kata Hurriyah kepada Republika, Kamis (17/2/2022).
Hurriyah mengatakan, untuk memungkinkan rencana pembangunan yang diharapkan, saat ini Saudi sedang dalam proses pengundangan ketentuan yang memungkinkan kepemilikan bersifat leasehold sampai dengan 99 tahun lamanya. BPKH menyambut baik inisiatif konsorsium BUMN yang dipimpin PTPP Persero dan rencana terkait pembangunan Rumah Indonesia di Mekkah (RIM).
"Dalam kesempatan kunjungan tersebut saya turut berdiskusi mengenai hal-hal terkait rencana pelaksanaan Proyek RIM tersebut," katanya.
Hurriyah mengatakan, Umm Alqura for Development and Construction, selaku pihak yang bertanggungjawab atas proyek masar secara keseluruhan, menyambut baik rencana pembangunan Rumah Indonesia di plot-plot tanah yang menjadi bagian dari Proyek Masar. Mereka membuka ruang bagi BPKH untuk berdiskusi demi memastikan NKRI mendapat deal yang optimal dari transaksi yang diharapkan.
"Meskipun ada beberapa hal yang mungkin menjadi tantangan dari rencana pembangunan Rumah Indonesia di Makkah, dinamika dan perubahan-perubahan terakhir termasuk akses baik yang dimiliki BPKH ke pihak otoritas di Saudi dapat memberikan terobosan untuk kesuksesan proyek ini," katanya.
Menurut Hurriyah hal ini bukan saja BPKH memberikan dukungan optimal, bahkan BPKH memberikan solusi yang dituangkan dari penawaran komersial yang sudah BPKH sampaikan ke PTPP Persero beberapa saat lalu.
Diharapkan, dengan kerja sama yang baik antara instansi di tanah air dan lembaga terkait di Saudi, NKRI akan segera menyaksikan kehadiran Rumah Indonesia di tanah suci. Rumah Indonesia ini bukan saja dapat dioptimalkan untuk memfasilitasi jamaah haji dan umrah namun juga warga negara RI yang berkeinginan untuk memiliki “a piece of Makkah”.
Dan untuk kemaslahatan optimal NKRI tentu saja dari investasi yang akan dilakukan, diharapkan akan membuka peluang lapangan kerja untuk WNI baik di tanah air mau pun yang sudah berada di Saudi.
“Slogan kami simpel, dari jamaah, bersama jamaah dan untuk jamaah. Insya Allah, dari investasi-investasi yang akan dilakukan BPKH turut masuk dalam perancanaan itikad untuk memberikan kemaslahatan optimal bagi NKRI baik di dalam maunpun di luar negeri," katanya