Rabu 23 Feb 2022 19:30 WIB

Peneliti Akui Ada Peningkatan Diskriminasi terhadap Muslim India

Muslim sebagai komunitas merasa di bawah ancaman dan pengawasan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agung Sasongko
 Aktivis mahasiswa India dari Muslim Students Federation (MSF) memegang plakat selama protes terhadap pembatasan jilbab, di New Delhi, India, 08 Februari 2022. Enam siswa di Government Women First Grade College di distrik Udupi, Karnataka, sekitar 400 km dari Bangalore, telah dilarang menghadiri kelas karena mengenakan jilbab dan siswa Hindu mulai mengenakan selendang safron sebagai tanda protes. Pengadilan Tinggi Karnataka akan melanjutkan sidang petisi yang diajukan oleh lima gadis yang mempertanyakan pembatasan jilbab pada 09 Februari.
Foto:

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti asal Mumbai, Sameera Khan menyebut, harus diakui bahwa India saat ini ada pengerasan sikap yang nyata terhadap umat Islam secara umum dan peningkatan perasaan negatif dan tindakan jahat terhadap mereka.  Sementara tiga dekade terakhir telah melihat peningkatan kekerasan dan kebencian terhadap Muslim, sejak 2014 kekerasan ini tidak hanya dinormalisasi tetapi bahkan dimaafkan oleh negara.

Setiap insiden pemanggilan nama, kerusuhan, hukuman mati tanpa pengadilan, dan lainnya telah mendorong polarisasi spasial dan sosial yang berkembang antara umat Hindu dan Muslim yang menyebabkan ketidakpercayaan dan prasangka di antara komunitas.  Hal ini terutama berdampak pada kelompok yang paling tidak berdaya dalam komunitas ini, yaitu perempuan.

Baca Juga

"Penelitian saya menunjukkan bahwa Muslim sebagai komunitas merasa di bawah ancaman dan pengawasan dan ini memperumit masalah seputar akses perempuan Muslim ke fasilitas publik dan keamanan," katanya dilansir the scrool in, Rabu (23/2/2022). 

Terlebih akses muslimah ke pendidikan, baik di tingkat pendidikan menengah, menengah atas dan lanjutan akan sangat terdampak. Sebuah  organisasi non-pemerintah yang bekerja di bidang pendidikan dan kesetaraan gender India memperingatkan adanya peningkatan angka putus sekolah di kalangan anak perempuan saat pandemi Covid-19, telah memperburuk ketidakadilan pendidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement