Rabu 02 Mar 2022 13:15 WIB

Rusia Sebut akan Bertahan dari Sanksi Ekonomi Barat

Sanksi yang menargetkan sektor keuangan dimaksudkan mengubah kebijakan Rusia.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
 Presiden Rusia Vladimir Putin. Rusia Sebut akan Bertahan dari Sanksi Ekonomi Barat
Foto: AP/Sergei Guneyev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin. Rusia Sebut akan Bertahan dari Sanksi Ekonomi Barat

IHRAM.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengatakan akan dapat bertahan dari sanksi negara-negara Barat atas invasinya ke negara tetangga Ukraina. Presiden Vladimir Putin juga sudah berdiskusi dengan para pejabat untuk membahas dampak ekonomi dari perang yang telah berlangsung selama lima hari itu.

"Sanksi Barat terhadap Rusia keras, tetapi negara kami memiliki potensi yang diperlukan untuk mengkompensasi kerusakan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan dilansir dari Al Arabiya, Senin (28/2/2022).

Baca Juga

Dia menambahkan Putin akan bertemu dengan menteri-menteri kunci untuk membahas masalah ekonomi. “Realitas ekonomi telah berubah secara signifikan, mari kita begini,” katanya, seraya menambahkan bahwa Rusia telah mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkannya.

“Rusia telah secara sistematis mempersiapkan untuk waktu yang cukup lama untuk kemungkinan sanksi, termasuk sanksi terberat yang sekarang kita hadapi,” katanya.

Hukuman keuangan yang berat yang dijatuhkan oleh Barat telah membuat mata uang Rusia rubel menjadi kacau. Saat ini mata uang Rusia turun 20 persen terhadap dolar pada perdagangan tengah hari.

Bank sentral Rusia telah menggandakan lebih dari dua kali lipat suku bunga utamanya menjadi 20 persen untuk mencoba menopangnya. Sementara itu, pasar saham Moskow tetap tutup hingga kini. 

Sanksi yang menargetkan sektor keuangan Rusia dimaksudkan untuk mengubah kebijakan Rusia. Tetapi di medan pertempuran saat ini ada sekitar 100.000 tentara Rusia yang diperkirakan berada di dalam Ukraina melanjutkan serangan mereka dari Utara, Timur dan Selatan.

Rusia menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2/2022) dan mengagetkan seluruh dunia. Pasukan Ukraina, yang didukung oleh senjata Barat, terus melawan serangan Rusia, sehari setelah Putin memerintahkan pasukan nuklir negara itu untuk siaga tinggi.

Ditanya apakah komandan militer Kremlin dan Rusia puas dengan serangan sejauh ini, Peskov mengatakan: “Saya tidak berpikir sekarang adalah waktu untuk berbicara tentang hasil operasi atau efektivitasnya. Anda harus menunggu sampai selesai," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement