Jumat 04 Mar 2022 17:47 WIB

Lima Prinsip Mempelajari Ilmu Agama

Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari ilmu agama.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi ilmu agama. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari ilmu agama menurut mantan mufti Mesir, Syekh Ali Jumah.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi ilmu agama. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari ilmu agama menurut mantan mufti Mesir, Syekh Ali Jumah.

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA --  Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari ilmu agama. Hal itu diungkap Mantan Mufti Mesir, Syekh Ali Jumáh seperti dilansir Elbalad, Jumat (4/3/2022).

"Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan kecuali dengan lima ini. Allah telah memberikan keberkahan kepada saya, sehingga saya bisa mempelajari ilmu-ilmu dunia, kemudian dengannya saya melakukan perjalanan melintasi berbagai negara dan berpartisipasi dalam konferensi dan simposium. Mengajar ilmu syariah, hukum, dan ekonomi, serta mengkaji lebih dari 100 tesis," kata dia.

Baca Juga

 

Prinsip pertama, yaitu menghormati warisan generasi terdahulu. Syekh Jum'ah mengatakan, generasi salaf yang sholeh telah melakukan berbagai hal dan upaya sehingga mereka bisa mewariskan Islam tentunya atas izin Allah SWT. Generasi tersebut membangun peradaban yang besar dan umat Muslim harus melakukan tugas serupa seperti yang mereka lakukan.

Prinsip kedua, yakni menghormati waktu. Waktu terus berjalan tanpa bisa diputar kembali. Kehidupan juga terus bertumbuh dan berubah. Mulai dari teknologi modern, teknologi komunikasi hingga alat transportasi yang telah mengubah aktivitas manusia sehari-hari.

Prinsip ketiga, adalah menyadari bahwa Islam adalah agama yang universal sehingga Islam harus disampaikan dalam bentuk aslinya kepada dunia. Seorang Muslim yang dalam hal ini pencari ilmu tidak boleh menjadi penghalang antara manusia dan Allah SWT. Pneghalang yang dimaksud seperti tindakan yang buruk, perkataan atau tindakan yang menyimpang dari jalan Allah SWT tanpa disertai ilmu.

Hal itu berbeda dengan orang yang mengurung diri dengan aliran tertentu dan mengabaikan universalitas Islam. Orang ini berpikir bahwa dirinyalah penjaga leluhur dan warisan. Namun Allah SWT mengetahui berapa banyak kerusakan yang terjadi di bumi yang dilakukan dengan niat baik atau dengan ketidaktahuan atau kerusakan pikiran. "Orang macam ini banyak," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement