IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Pengusaha umroh haji menyambut baik pengurangan masa karantina bagi seluruh pelaku perjalanan luar negeri. Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri mengurangi masa karantina dari tuju hari menjadi tiga hari
"Pertama dan utama sekali teman Alhamdulillah Dengan berkurangnya masa karantina dari 14,10, 7,5, 3 dan semoga tinggal tidak ada lagi karantina," kata Pemilik Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) PT Niat Suci Kebaitullah (NSK) Irma Anto saat dihubungi Republika, Sabtu (5/3/2020).
Irma mengatakan, dengan dikuranginya masa karantina, maka jamaah akan lebih cepat pulang ke rumahnya setelah melaksanakan ibadah umrah. Dia berharap selain karantina, pos-pos PCR juga dikurangi.
"Jadi jamaah pulang langsung ke rumah dan dihapuskannya PCR-PCR dan Antigen," ujarnya.
Menurutnya pos-pos karantina itu bisa membuka peluang kepada ihak-pihak tertentu bermain. Untuk itu lebih baik pemerintah juga mengurangi kewajiban karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri termasuk jamaah umroh.
"Karena di situ banyak sekali celah permainan yang sangat memberatkan kami pengusaha travel," katanya.
Irma memastikan, pengurangan masa karantina atau pelonggaran terhadap protokol kesehatan khususnya kepada jamaah umroh sangat ditunggu. Untuk itu pihaknya mendukung kebijakan pemerintah yang telah mau melonggarkan protokol kesehatan khususnya karantina.
"Selamanya dan kami berharap juga janji-janji dari pemerintah untuk apel dengan ditiadakan yang karantina ini yang sangat kami dukung."
Selain itu, kata dia, jamaah juga berharap, bandara-bandara kecil internasional di daerah bisa dibuka untuk mengangkut penerbangan jamaah umroh. Karena, Bandara Bali dan lain sudah buka sebagian untuk turis.
"Karena kalau difokuskan ke Jakarta itu juga memakan waktu yang tidak efisien serta biaya yang sangat sangat tinggi," katanya.
Apalagi pemerintah Arab Saudi juga telah melonggarkan protokol kesehatan. Pemerintah Arab Saudi tidak menilai bahwa Omricon ini adalah virus Covid-19 tetapi hanya penyakit biasa.
"Karena di Arab Saudi itu juga sudah mulai bebas semuanya dan di negara-negara maju juga sudah menganggap Covid 19 ini seperti flu biasa," katanya.